Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyebut penyederhanan keamanan di laut sangat penting. Kondisi laut Indonesia sangat rumit dari segi aturan, dan rawan dimasuki kapal asing.
"Kesimpulannya lautan kita sangat luas, kaya, rumit dan rawan," ujar Mahfud di Kantor Badan Keamanan Laut (Bakamla), Jakarta, Jumat, 6 Maret 2020.
Mahfud mengatakan masuknya kapal-kapal asing perlu diantisipasi. Sehingga, harus ada kesatuan pemandu pengamanan laut agar lebih sederhana.
Bakamla, jelas dia, punya teknologi yang bisa memantau pergerakan kapal-kapal di perairan Indonesia. Misalnya di Natuna, Kepulauan Riau, Bakamla bisa melihat kapal yang sedang bergerak di lautan Indonesia.
Baca: Bakamla Ditunjuk Jadi Koordinator Omnibus Law Keamanan Laut
Pada Jumat, 21 Februari 2020, Mahfud bersama Kepala Bakamla Laksamana Madya Aan Kurnia menghadiri penandatanganan kesepakatan bersama 13 institusi dalam pengawasan, pengamanan, dan pemanfaatan sumber daya ikan di Laut Natuna Utara.
Penandatanganan kesepakatan bersama itu penting karena beberapa waktu terakhir mencuat ketegangan Indonesia dengan Tiongkok karena kapal-kapal mereka masuk dan menangkap ikan ke Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di perairan Natuna, Kepulauan Riau.
Penandatanganan kesepakatan itu merupakan landasan kerja sama bagi 13 institusi untuk menyinergikan dalam pelaksanaan pengawasan, pengamanan, dan kegiatan pemanfaatan sumber daya ikan di Laut Natuna Utara.
Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyebut penyederhanan keamanan di laut sangat penting. Kondisi laut Indonesia sangat rumit dari segi aturan, dan rawan dimasuki kapal asing.
"Kesimpulannya lautan kita sangat luas, kaya, rumit dan rawan," ujar Mahfud di Kantor Badan Keamanan Laut (Bakamla), Jakarta, Jumat, 6 Maret 2020.
Mahfud mengatakan masuknya kapal-kapal asing perlu diantisipasi. Sehingga, harus ada kesatuan pemandu pengamanan laut agar lebih sederhana.
Bakamla, jelas dia, punya teknologi yang bisa memantau pergerakan kapal-kapal di perairan Indonesia. Misalnya di Natuna, Kepulauan Riau, Bakamla bisa melihat kapal yang sedang bergerak di lautan Indonesia.
Baca: Bakamla Ditunjuk Jadi Koordinator Omnibus Law Keamanan Laut
Pada Jumat, 21 Februari 2020, Mahfud bersama Kepala Bakamla Laksamana Madya Aan Kurnia menghadiri penandatanganan kesepakatan bersama 13 institusi dalam pengawasan, pengamanan, dan pemanfaatan sumber daya ikan di Laut Natuna Utara.
Penandatanganan kesepakatan bersama itu penting karena beberapa waktu terakhir mencuat ketegangan Indonesia dengan Tiongkok karena kapal-kapal mereka masuk dan menangkap ikan ke Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di perairan Natuna, Kepulauan Riau.
Penandatanganan kesepakatan itu merupakan landasan kerja sama bagi 13 institusi untuk menyinergikan dalam pelaksanaan pengawasan, pengamanan, dan kegiatan pemanfaatan sumber daya ikan di Laut Natuna Utara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)