Jakarta: Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyebut tingkat kemiskinan ekstrem di wilayah pesisir relatif lebih tinggi dibanding wilayah lainnya. Tercatat, tingkat kemiskinan di wilayah pesisir sebesar 4,19 persen.
“Jumlah penduduk miskin ekstrem sebesar 10,86 juta jiwa. Sebanyak 12,5 persen atau 1,3 juta jiwa di antaranya berada di wilayah pesisir,” ujar Ma'ruf melalui keterangan tertulis, Selasa, 21 Desember 2021.
Wapres mengatakan persoalan kemiskinan ekstrem di wilayah pesisir relatif lebih kompleks. Sebab, kelompok miskin ekstrem di wilayah pesisir memiliki beberapa karakteristik.
Kendala penanggulangan kemiskinan ekstrem di wilayah pesisir:
Anggota rumah tangga miskin ekstrem di wilayah pesisir lebih besar
Mayoritas kepala rumah tangga miskin ekstrem tidak bersekolah
Akses sanitasi, air bersih, dan penerangan yang kurang memadai
Sebagian besar kelompok miskin ekstrem di pesisir berprofesi sebagai wirausaha.
Infrastruktur di wilayah pesisir perlu diperbaiki
Kerentanan relatif lebih rawan terutama terkait gizi buruk.
Pertama, dari aspek demografi, anggota rumah tangga miskin ekstrem di wilayah pesisir lebih besar dibanding wilayah lainnya. Rata-rata, umur kepala rumah tangga dengan kemiskinan esktrem juga lebih produktif.
“Kedua, dari aspek pendidikan, kepala rumah tangga miskin ekstrem di wilayah pesisir sebagian besar tidak bersekolah dan hanya lulusan sekolah dasar,” kata Ma'ruf.
Selanjutnya, dari aspek perumahan, kelompok miskin ekstrem di wilayah pesisir memiliki akses sanitasi, air bersih, dan penerangan yang kurang memadai. Keempat, sebagian besar kelompok miskin ekstrem di pesisir berprofesi sebagai wirausaha.
Baca: Pemerintah Targetkan Hapus Kemiskinan Ekstrem di Daerah Pesisir pada 2022
Kelima, dari aspek infrastruktur, akses sistem komunikasi, jasa pengiriman, dan penerangan di wilayah pesisir perlu diperbaiki. Keenam, kerentanan relatif lebih rawan terutama terkait gizi buruk.
"Akses layanan dasar, akses sekitar kesehatan relatif lebih buruk, terutama terkait rumah sakit bersalin dan poliklinik,” kata Ma'ruf.
Wapres menginstruksikan jajarannya memberikan perhatian khusus menanggulangi kemiskinan ekstrem di wilayah pesisir. Antara lain, dengan mengidentifikasi program-program pengurangan kemiskinan ekstrem yang sesuai karakteristik wilayah itu.
Jakarta: Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyebut tingkat
kemiskinan ekstrem di wilayah pesisir relatif lebih tinggi dibanding wilayah lainnya. Tercatat, tingkat kemiskinan di wilayah pesisir sebesar 4,19 persen.
“Jumlah penduduk
miskin ekstrem sebesar 10,86 juta jiwa. Sebanyak 12,5 persen atau 1,3 juta jiwa di antaranya berada di wilayah pesisir,” ujar Ma'ruf melalui keterangan tertulis, Selasa, 21 Desember 2021.
Wapres mengatakan persoalan kemiskinan ekstrem di wilayah pesisir relatif lebih kompleks. Sebab, kelompok miskin ekstrem di wilayah pesisir memiliki beberapa karakteristik.
Kendala penanggulangan kemiskinan ekstrem di wilayah pesisir:
- Anggota rumah tangga miskin ekstrem di wilayah pesisir lebih besar
- Mayoritas kepala rumah tangga miskin ekstrem tidak bersekolah
- Akses sanitasi, air bersih, dan penerangan yang kurang memadai
- Sebagian besar kelompok miskin ekstrem di pesisir berprofesi sebagai wirausaha.
- Infrastruktur di wilayah pesisir perlu diperbaiki
- Kerentanan relatif lebih rawan terutama terkait gizi buruk.
Pertama, dari aspek demografi, anggota rumah tangga miskin ekstrem di wilayah pesisir lebih besar dibanding wilayah lainnya. Rata-rata, umur kepala rumah tangga dengan kemiskinan esktrem juga lebih produktif.
“Kedua, dari aspek pendidikan, kepala rumah tangga miskin ekstrem di wilayah pesisir sebagian besar tidak bersekolah dan hanya lulusan sekolah dasar,” kata
Ma'ruf.
Selanjutnya, dari aspek perumahan, kelompok miskin ekstrem di wilayah pesisir memiliki akses sanitasi, air bersih, dan penerangan yang kurang memadai. Keempat, sebagian besar kelompok miskin ekstrem di pesisir berprofesi sebagai wirausaha.
Baca:
Pemerintah Targetkan Hapus Kemiskinan Ekstrem di Daerah Pesisir pada 2022
Kelima, dari aspek infrastruktur, akses sistem komunikasi, jasa pengiriman, dan penerangan di wilayah pesisir perlu diperbaiki. Keenam, kerentanan relatif lebih rawan terutama terkait gizi buruk.
"Akses layanan dasar, akses sekitar kesehatan relatif lebih buruk, terutama terkait rumah sakit bersalin dan poliklinik,” kata Ma'ruf.
Wapres menginstruksikan jajarannya memberikan perhatian khusus menanggulangi kemiskinan ekstrem di wilayah pesisir. Antara lain, dengan mengidentifikasi program-program pengurangan kemiskinan ekstrem yang sesuai karakteristik wilayah itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)