Nilai Keindonesiaan Harus Diimplementasikan Sebagai Cara Hidup dalam Keseharian
Arga sumantri • 19 Mei 2022 06:59
Jakarta: Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Rerie) menekankan nilai-nilai keindonesiaan harus dimplementasikan sebagai cara hidup. Sebab, melalui nilai-nilai itu, Indonesia mampu bangkit dari setiap krisis dan tantangan yang dihadapi.
Hal ini disampaikan Rerie saat membuka Focus Group Discussion yang digelar bersama MPR, Forum Diskusi Denpasar 12 dan Nenilai secara hybrid, Rabu, 18 Mei 2022. Kegiatan ini mengusung tema Nilai-nilai Baik untuk Indonesia Bangkit; Sebuah Renungan Kebangkitan Nasional.
"Bicara tentang nilai-nilai baik dari bangsa ini, kita bisa gali kembali pikiran-pikiran besar para pendiri bangsa seperti yang tercetus pada peristiwa Kebangkitan Nasional 1908 dan Sumpah Pemuda 1928," kata Rerie dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis, 19 Mei 2022.
Menurut dia, bangsa ini harus memahami apa yang akan dilakukan dan didalami terhadap nilai-nilai yang dimiliki. Apalagi, ujar Rerie, Indonesia hari ini tidak hanya berhadapan dengan tantangan infiltrasi ideologi, tetapi berhadapan dengan nilai yang mereduksi kekayaan nilai pada sikap skeptis dan pesimistis.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu menilai Indonesia memiliki filosofi kehidupan berbangsa yang bersumber dari banyak Faktor. Ada Pancasila, UUD 1945, tata aturan lain yang menjamin keutuhan kehidupan berbangsa berbasis pada rasa kesatuan, dan nasionalisme yang utuh sejak digaungkan 1908.
Baca: Tata Kelola Penanggulangan Penyakit Langka di Indonesia Perlu Dibenahi
Founder/Managing Director Barrett Academy for The Advancement of Human Values Richard Barrett mengungkapkan kesejahteraan personal akan membentuk kesejahteraan nasional Indonesia, menurut Richard, mempunyai modal sosial yang baik untuk menuju kesejahteraan lewat nilai-nilai gotong-royong yang dimiliki.
Kemudian, pakar Aliansi Kebangsaan Yudi Latif menilai Indonesia memiliki banyak alasan untuk bangkit di tengah banyak perubahan yang berdampak keterpurukan saat ini. Menurut Yudi, kebangkitan bisa dimulai dari pembangunan nilai-nilai yang dimiliki, seperti budi pekerti.
"Budi pekerti adalah perpaduan dari budi yang mengandung nilai budaya dan pekerti yang merupakan daya dan tenaga. Lewat perpaduan pengembangan kedua nilai itu kita bisa menuju kesejahteraan," ujar Yudi.
Chair Women20 Uli Silalahi berpendapat peran perempuan menjadi kunci penanaman nilai-nilai baik kepada keluarga. Ia mengatakan perempuan butuh pemberdayaan agar mampu menanamkan nilai-nilai secara baik terhadap lingkungannya.
"Pemberdayaan perempuan kunci dalam keberhasilan pembangunan di masa datang. Dunia digital, bisa mendorong percepatan pemahaman nilai-nilai yang kita miliki," ungkap Uli.
Direktur Operasional Pertamina Foundation Yulio S. Bulo tertarik dengan pendapat Barret yang mengungkapkan pembangunan kesejahteraan sosial satu negara harus dimulai dari keluarga. Menurut Yulio, kalau proses penanaman nilai-nilai dimulai dari rumah, orang tua harus memiliki tingkat intelektual yang baik atau dari kalangan terpelajar.
Yulio menilai era digital berpotensi membuat generasi muda terkungkung dengan nilai-nilai yang disukainya saja akibat pengaturan algoritma sosial media yang dimilikinya. Sehingga, perlu upaya yang lebih intens untuk menanamkan nilai-nilai baru kepada generasi muda lewat cara-cara yang lebih terukur.
Baca: Akselerasi Antisipasi Dampak Krisis Global Butuh Langkah Bersama
Pendiri Sekolah Cikal Najeela Shihab menilai ada miskonsepsi dalam menetapkan satu cita-cita. Sehingga, perlu sikap kritis dalam prosesnya agar mendapatkan pemahaman yang sama terhadap tujuan atau nilai-nilai yang ditetapkan bersama.
Najeela berpendapat penting untuk menetapkan kesuksesan kolektif. Dengan begitu, penetapan nilai-nilai tidak untuk anak tertentu saja, sehingga harus ada keteladanan kolektif.
"Transfer pengetahuan tentang nilai-nilai dalam konteks yang lebih luas menjadi bagian penting bagi sektor pendidikan," ujar Najeela.
Pendiri Ganara Art Tita Djumaryo berpendapat melalui pendidikan seni bisa memberikan kemampuan kritis dan inklusi sosial kepada generasi muda. Sehingga, jelas Tita, terjadi penanaman nilai-nilai lewat budaya kepada para pemuda.
Dengan begitu, para pemuda memiliki kesempatan juga untuk menyebarkan nilai-nilai yang kita miliki seperti keberagaman dan berpikir kritis. Seni diharapkan bisa menjadi media untuk penanaman nilai-nilai keindonesiaan di kalangan generasi muda.
Direktur SPAK Maria Kresentia mengungkapkan korupsi dekat sekali dengan keseharian. Makanya, nilai-nilai antikorupsi harus ditanamkan sejak dini lewat permainan yang menyenangkan.
Baca: Pertumbuhan Pariwisata Nasional Harus terus Berlanjut Pasca Lebaran
Lalu, Direktur SDM Food ID Endang Suraningsih menilai keberagaman merupakan nilai-nilai yang kita miliki. Menurut Endang, pelangi itu indah karena berwarna-warni. Perbedaan itu bukan untuk diperbandingkan, tapi untuk disandingkan agar memperlihatkan keindahan.
"Keberagaman atau gender diversity di lingkungan BUMN memberi dampak positif terhadap perkembangan bisnis," ujar Endang.
Politikus Partai NasDem Bachtiar Aly berpendapat modal sosial yang dimiliki harus terus digaungkan kembali. Mulai dari sopan santun, gotong royong, hingga keberagaman. Tingkat kemarahan masyarakat yang tinggi harus dijawab dengan membuka ruang seluas-luasnya untuk menyampaikan pendapat di ruang publik.
Jurnalis senior, Saur Hutabarat menegaskan soal besar yang dihadapi saat ini adalah mengakhiri kontradiksi yang ada dari jerat nilai-nilai yang dimiliki Indonesia. Untuk mengakhiri kondisi ini, Saur menegaskan, harus diwujudkan perluasan keteladanan kolektif terhadap nilai-nilai keindonesiaan yang dimiliki.
"Bagaimana dengan modal sosial yang begitu besar bisa terjadi berbagai korupsi di negeri ini?" ujar Saur.
Pendiri Ganara Art Tita Djumaryo berpendapat melalui pendidikan seni bisa memberikan kemampuan kritis dan inklusi sosial kepada generasi muda. Sehingga, jelas Tita, terjadi penanaman nilai-nilai lewat budaya kepada para pemuda.
Dengan begitu, para pemuda memiliki kesempatan juga untuk menyebarkan nilai-nilai yang kita miliki seperti keberagaman dan berpikir kritis. Seni diharapkan bisa menjadi media untuk penanaman nilai-nilai keindonesiaan di kalangan generasi muda.
Direktur SPAK Maria Kresentia mengungkapkan korupsi dekat sekali dengan keseharian. Makanya, nilai-nilai antikorupsi harus ditanamkan sejak dini lewat permainan yang menyenangkan.
Baca:
Pertumbuhan Pariwisata Nasional Harus terus Berlanjut Pasca Lebaran
Lalu, Direktur SDM Food ID Endang Suraningsih menilai keberagaman merupakan nilai-nilai yang kita miliki. Menurut Endang, pelangi itu indah karena berwarna-warni. Perbedaan itu bukan untuk diperbandingkan, tapi untuk disandingkan agar memperlihatkan keindahan.
"Keberagaman atau gender diversity di lingkungan BUMN memberi dampak positif terhadap perkembangan bisnis," ujar Endang.
Politikus Partai NasDem Bachtiar Aly berpendapat modal sosial yang dimiliki harus terus digaungkan kembali. Mulai dari sopan santun, gotong royong, hingga keberagaman. Tingkat kemarahan masyarakat yang tinggi harus dijawab dengan membuka ruang seluas-luasnya untuk menyampaikan pendapat di ruang publik.
Jurnalis senior, Saur Hutabarat menegaskan soal besar yang dihadapi saat ini adalah mengakhiri kontradiksi yang ada dari jerat nilai-nilai yang dimiliki Indonesia. Untuk mengakhiri kondisi ini, Saur menegaskan, harus diwujudkan perluasan keteladanan kolektif terhadap nilai-nilai keindonesiaan yang dimiliki.
"Bagaimana dengan modal sosial yang begitu besar bisa terjadi berbagai korupsi di negeri ini?" ujar Saur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)