Jakarta: Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) siap membuka dialog dengan mahasiswa terkait tuntutan mereka kepada Parlemen dan pemerintah. Diskusi ini dibentuk untuk menanggapi unjuk rasa di depan Gedung DPR, Selasa, 25 September 2019.
"Saya menunggu dan mengundang mereka untuk hadir menyiapkan diri menerima mereka kapan saja," kata Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 25 September 2019.
Politikus Partai Golkar itu meminta masing-masing Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) mencatat aspirasi mereka. Hari ini, perwakilan beberapa BEM universitas menemui pimpinan DPR.
"Saya dapat kabar tadi malam dari komunikasi dengan adik-adik. Mereka rencana (datang) jam dua (siang) tapi mereka masih ada konsolidasi menyusun apa yang akan mereka sampaikan. Kita tunggu saja," jelas dia.
Mahasiswa menggelar demo penolakan pengesahan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP), Selasa, 24 September 2019. Mereka juga memprotes Rancangan Undang-Undang (RUU) Perubahan UU Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan karena melonggarkan hukuman koruptor.
DPR menanggapi aspirasi mahasiswa. Legislator menunda pengesahan RKUHP dan RUU Pemasyarakatan. Bamsoet menyebut sikap itu diambil karena mendengar aspirasi masyarakat dan mahasiswa.
Demonstrasi masih berlangsung hingga jelang sore. Mahasiswa memaksa masuk ke dalam Gedung Parlemen. Sontak, kericuhan pecah saat polisi menghalau demonstran menggunakan mobil water cannon dan gas air mata.
Massa sempat melawan dengan melemparkan batu. Para demonstran mundur dan berpencar ke sejumlah titik di sekitar Gedung Parlemen. Menjelang malam, situasi di sekitar Gedung DPR semakin mencekam.
Sekelompok massa membakar pos polisi Palmerah dan pos polisi di Jalan Gerbang Pemuda yang berada tak jauh dari Gedung DPR. Kericuhan antara mahasiswa dan polisi juga sempat pecah di sekitar jembatan Semanggi.
Jakarta: Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) siap membuka dialog dengan mahasiswa terkait tuntutan mereka kepada Parlemen dan pemerintah. Diskusi ini dibentuk untuk menanggapi unjuk rasa di depan Gedung DPR, Selasa, 25 September 2019.
"Saya menunggu dan mengundang mereka untuk hadir menyiapkan diri menerima mereka kapan saja," kata Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 25 September 2019.
Politikus Partai Golkar itu meminta masing-masing Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) mencatat aspirasi mereka. Hari ini, perwakilan beberapa BEM universitas menemui pimpinan DPR.
"Saya dapat kabar tadi malam dari komunikasi dengan adik-adik. Mereka rencana (datang) jam dua (siang) tapi mereka masih ada konsolidasi menyusun apa yang akan mereka sampaikan. Kita tunggu saja," jelas dia.
Mahasiswa menggelar demo penolakan pengesahan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP), Selasa, 24 September 2019. Mereka juga memprotes Rancangan Undang-Undang (RUU) Perubahan UU Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan karena melonggarkan hukuman koruptor.
DPR menanggapi aspirasi mahasiswa. Legislator menunda pengesahan RKUHP dan RUU Pemasyarakatan. Bamsoet menyebut sikap itu diambil karena mendengar aspirasi masyarakat dan mahasiswa.
Demonstrasi masih berlangsung hingga jelang sore. Mahasiswa memaksa masuk ke dalam Gedung Parlemen. Sontak, kericuhan pecah saat polisi menghalau demonstran menggunakan mobil
water cannon dan gas air mata.
Massa sempat melawan dengan melemparkan batu. Para demonstran mundur dan berpencar ke sejumlah titik di sekitar Gedung Parlemen. Menjelang malam, situasi di sekitar Gedung DPR semakin mencekam.
Sekelompok massa membakar pos polisi Palmerah dan pos polisi di Jalan Gerbang Pemuda yang berada tak jauh dari Gedung DPR. Kericuhan antara mahasiswa dan polisi juga sempat pecah di sekitar jembatan Semanggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)