Jakarta: Ratusan mahasiswa dirawat di beberapa rumah sakit setelah demonstrasi di depan Gedung DPR, Selasa, 24 September 2019. Mereka diduga terkena gas air mata dan dorongan saat bentrok antara demonstran dan polisi.
"Adik-adik mahasiswa yang terkena gas air mata dan dorongan itu sebanyak 254. Mereka ada yang dirawat jalan di beberapa rumah sakit, kemudian yang dirawat inap 11 orang," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono di Mapolda Metro Jaya, Rabu, 25 September 2019.
Gatot mengatakan gas air mata diduga menjadi penyebab para demonstran dirawat di beberapa rumah sakit. Polisi masih menunggu keterangan medis penyebab 254 mahasiswa itu dirawat.
"Nah, ini kita masih menunggu keterangan dokter kenapa yang bersangkutan dirawat. Nanti tentunya Pak Kabid Humas (Kombes Argo Yuwono) juga akan melihat ke rumah sakit di mana adik-adik kita ini dirawat," ungkap Gatot.
Gatot mengungkapkan unjuk rasa berujung ricuh itu juga mengakibatkan sejumlah polisi terluka. Mereka terkena lemparan batu.
"Lebih kurang sebanyak 39 orang. Mereka ada yang terkena batu lemparan, ada juga yang tangannya patah dan lain sebagainya. Sekarang sedang dirawat inap," pungkasnya.
Gatot tak memerinci rumah sakit yang merawat 254 mahasiswa yang terluka. Ia juga enggan membeberkan rumah sakit yang merawat aparat kepolisian.
Ribuan mahasiswa menggelar aksi penolakan pengesahan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP). Mereka juga menolak RUU Perubahan UU Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan dikukuhkan karena melonggarkan hukuman bagi koruptor.
DPR menanggapi aspirasi mahasiswa. DPR menunda pengesahan RUU KUHP dan RUU Pemasyarakatan. Ketua DPR Bambang Soesatyo menyebut sikap itu diambil karena mendengar aspirasi masyarakat dan mahasiswa.
Demonstrasi masih berlangsung hingga jelang sore. Mahasiswa dari beberapa universitas di Indonesia itu memaksa masuk ke dalam Gedung Parlemen. Sontak, kericuhan pecah saat polisi menghalau demonstran menggunakan mobilwater cannondan gas air mata.
Massa sempat melawan dengan melemparkan batu. Para demonstran mundur dan berpencar ke sejumlah titik di sekitar Gedung Parlemen. Menjelang malam, situasi di sekitar Gedung DPR mencekam.
Sekelompok massa membakar pos polisi Palmerah dan pos polisi di Jalan Gerbang Pemuda yang berada tak jauh dari Gedung DPR. Kericuhan antara mahasiswa dan polisi juga sempat pecah di sekitar Jembatan Semanggi.
Jakarta: Ratusan mahasiswa dirawat di beberapa rumah sakit setelah demonstrasi di depan Gedung DPR, Selasa, 24 September 2019. Mereka diduga terkena gas air mata dan dorongan saat bentrok antara demonstran dan polisi.
"Adik-adik mahasiswa yang terkena gas air mata dan dorongan itu sebanyak 254. Mereka ada yang dirawat jalan di beberapa rumah sakit, kemudian yang dirawat inap 11 orang," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono di Mapolda Metro Jaya, Rabu, 25 September 2019.
Gatot mengatakan gas air mata diduga menjadi penyebab para demonstran dirawat di beberapa rumah sakit. Polisi masih menunggu keterangan medis penyebab 254 mahasiswa itu dirawat.
"Nah, ini kita masih menunggu keterangan dokter kenapa yang bersangkutan dirawat. Nanti tentunya Pak Kabid Humas (Kombes Argo Yuwono) juga akan melihat ke rumah sakit di mana adik-adik kita ini dirawat," ungkap Gatot.
Gatot mengungkapkan unjuk rasa berujung ricuh itu juga mengakibatkan sejumlah polisi terluka. Mereka terkena lemparan batu.
"Lebih kurang sebanyak 39 orang. Mereka ada yang terkena batu lemparan, ada juga yang tangannya patah dan lain sebagainya. Sekarang sedang dirawat inap," pungkasnya.
Gatot tak memerinci rumah sakit yang merawat 254 mahasiswa yang terluka. Ia juga enggan membeberkan rumah sakit yang merawat aparat kepolisian.
Ribuan mahasiswa menggelar aksi penolakan pengesahan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP). Mereka juga menolak RUU Perubahan UU Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan dikukuhkan karena melonggarkan hukuman bagi koruptor.
DPR menanggapi aspirasi mahasiswa. DPR menunda pengesahan RUU KUHP dan RUU Pemasyarakatan. Ketua DPR Bambang Soesatyo menyebut sikap itu diambil karena mendengar aspirasi masyarakat dan mahasiswa.
Demonstrasi masih berlangsung hingga jelang sore. Mahasiswa dari beberapa universitas di Indonesia itu memaksa masuk ke dalam Gedung Parlemen. Sontak, kericuhan pecah saat polisi menghalau demonstran menggunakan mobilwater cannondan gas air mata.
Massa sempat melawan dengan melemparkan batu. Para demonstran mundur dan berpencar ke sejumlah titik di sekitar Gedung Parlemen. Menjelang malam, situasi di sekitar Gedung DPR mencekam.
Sekelompok massa membakar pos polisi Palmerah dan pos polisi di Jalan Gerbang Pemuda yang berada tak jauh dari Gedung DPR. Kericuhan antara mahasiswa dan polisi juga sempat pecah di sekitar Jembatan Semanggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)