"Ya soal buzzer ya tinggal ini, yang mengkritik juga pakai buzzer aja," kata Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 10 Februari 2021.
Politikus Partai Golkar itu menilai keberadaan buzzer sebagai dampak perkembangan teknologi. Kritik kepada pemerintah bisa dilakukan melalui buzzer.
"Kan namanya dunia teknologi ya silakan saja begitu (mengkritik pakai buzzer), tidak ada masalah," ujar dia.
Namun, kritik yang disampaikan harus membangun. Sehingga, dapat menjadi masukan bagi eksekutif memperbaiki kinerja.
"Ada solusi, jangan mengkritik hantam kromo (asal kritik)," ujar dia.
Baca: Presiden Tampung Aspirasi Media Terkait UU Ciptaker
Presiden Joko Widodo meminta masyarakat aktif menyampaikan kritikan. Namun, permintaan tersebut ditanggapi sinis oleh sebagian pihak karena keberadaan buzzer yang dinilai menyerang mereka.
Seperti yang disampaikan oleh Ernest Prakasa. Komika yang juga sutradara film ini meminta Presiden untuk lebih dulu menertibkan relawannya.
"Bisa sih, tapi tolong tertibkan dulu 'relawan' Bapak," kata Ernest saat dikutip dari akun Twitter-nya @ernestprakasa.
Meski tidak menyebutkan maksud 'relawan' secara spesifik, namun banyak yang menduga istilah tersebut ditujukan Ernest untuk para buzzer. Mereka sangat agresif dan galak menyerang para pengkritik pemerintah selama ini.
Serangan dan bully-an buzzer belum lama ini bahkan membuat seorang Kwik Kian Gie takut berpendapat. Tak hanya Kwik, beberapa nama lain yang sempat diserang buzzer antara lain putri mendiang Gus Dur, Alissa Wahid, hingga mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id