“Kita harus menjamin nilai tambah karena sangat penting untuk kepentingan nasional dan kepentingan rakyat,” kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu, 13 Oktober 2021.
Jokowi menyebut pemerintah berupaya memberi nilai tambah. Salah satunya, mengambil alih kepemilikan beberapa perusahaan asing.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kepala Negara mencontohkan Freeport yang dikuasai McMoRan selama 54 tahun. Indonesia sukses mengambil alih saham mayoritas Freeport dari sembilan persen menjadi 51 persen pada 2018.
“Kemudian juga Blok Mahakam yang sudah 43 tahun dikelola oleh Total dari Prancis diambil alih dan kita kembalikan ke Pertamina,” ujar Jokowi.
Contoh lainnya, Blok Rokan yang sudah dikelola 97 tahun oleh Chevron. Kini, Pertamina sudah mengelola Blok Rokan.
“Sekarang tinggal kita melihat, kita bisa tidak melanjutkan dan meningkatkan produksi dari yang telah kita ambil alih ini,” tutur Presiden.
Jokowi ingin hilirisasi besar-besaran dengan tidak lagi mengekspor barang mentah. Dia mafhum Indonesia memang mendapat untung dengan skema itu tapi tidak maksimal.
“Kita harus menghasilkan produk dengan nilai tambah tinggi yang mengombinasikan antara pemanfaatan kekayaan alam dengan kearifan teknologi yang melestarikan,” papar dia.
Kepala Negara meminta hasil tambang, perikanan, dan perhutanan tidak serta-merta dikirim ke luar negeri. Lantas, Indonesia mengimpor barang yang bahan mentahnya berasal dari Indonesia.
“Inilah yang sedikit demi sedikit harus kita hilangkan,” tegas dia.
Baca: 6 Juta BUMDes Berhasil Masuk E-Commerce