Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengungkapkan lebih 3,8 juta UMKM dan BUMDes masuk ke platform digital. Bahkan, jumlahnya naik dua kali lipat.
"Di 2021, gerakan ini mampu menaikkan 6,07 juta UMKM dan BUMDes masuk platform digital, meningkat hampir dua kali lipat tahun sebelumnya," ujarnya dalam tayangan virtual dikutip Rabu, 13 Oktober 2021.
Gernas BBI Go Borneo, lanjutnya, mengurusi 8.000-an mitra binaan UMKM dan Bumdes serta 220 di antaranya telah masuk dalam platform e-commerce SMEXPO Pertamina yang terdiri dari 16 UMKM kategori agrobisnis, food & beverage sebanyak 103 UMKM, 2 UMKM furniture, craft 43 UMKM, dan fesyen sebanyak 56 UMKM.
Dalam setahun, Halim menerangkan UMKM dan BUMDes yang tergabung dalam Pertamina SMEXPO memiliki omzet Rp195 juta hingga Rp283 juta dan memberi kesempatan kerja bagi 1.540 pekerja.
Selain itu, Gernas BBI sudah membina empat Bumdes bermitra dengan offtaker di Kalimantan Timur yang melakukan ekspor perdana produk lidi sawit, lidi nipah, dan arang kayu halaban ke Kanada dan Pakistan pada 8 Oktober 2021, masing-masing 1 kontainer senilai Rp182 juta untuk lidi dan Rp195 juta untuk arang halaban.
"Gernas BBI telah banyak membantu, menstimulasi, dan menginspirasi usaha-usaha lokal, usaha kecil dan menengah, termasuk BUMDes untuk tumbuh berkembang, mendorong kebangkitkan ekonomi desa dan ekonomi nasional," kata Halim.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, sejak Gernas BBI diluncurkan pada tahun lalu, jumlah UMKM onboarding sudah lebih dari delapan juta UMKM dan dalam waktu satu tahun empat bulan, jumlahnya kini melonjak 100 persen.
"Sekarang, total lebih dari 16 juta UMKM yang onboarding ke ekosistem digital. Ini saya harapkan dibarengi dengan kualitas produk yang makin baik," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News