Peneliti senior SMRC Saidiman Ahmad. Medcom.id/Theofilus Ifan Sucipto
Peneliti senior SMRC Saidiman Ahmad. Medcom.id/Theofilus Ifan Sucipto

Merangkul Lawan Politik Dinilai Tak Serta Merta Menghilangkan Polarisasi

Theofilus Ifan Sucipto • 24 Oktober 2021 13:20
Jakarta: Peneliti senior Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad mengkritisi langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) merangkul lawan politik. Jurus itu dinilai tak serta-merta menghilangkan polarisasi.
 
“Benarkah waktu dirangkul polarisasi tidak terjadi?” tanya Saidiman dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Jokow-Ma’ruf, di Luar Dipuji, di dalam Dicaci', Minggu, 24 Oktober 2021.
 
Saidiman menyebut perlu dibedakan polarisasi di tingkat elite dan massa. Polarisasi di tingkat elite mungkin selesai namun polarisasi di masyarakat perlu ditinjau lebih lanjut.

Saidiman mencontohkan hasil survei teranyar SMRC yang menyebut 68,5 persen responden puas dengan kinerja Jokowi. Sebagian besar responden masyarakat yang puas adalah pemilih Jokowi saat pemilihan presiden (pilpres).
 
“Tapi yang tidak puas, mayoritas bukan pemilih Jokowi,” papar dia.
 
Langkah merangkul lawan politik juga dinilai bisa melemahkan oposisi. Padahal, oposisi dibutuhkan dalam iklim demokrasi.
 
“Sekarang relatif dua (partai) saja yaitu Demokrat dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera) yang keseluruhan 104 (kursi DPR) dibandingkan dengan 470 sekian kursi,” tutur Kristiadi.
 
Oposisi bisa semakin berkurang bila Demokrat pimpinan Moeldoko merapat ke pemerintahan. Sehingga hanya menyisakan PKS dengan 50 kursi di DPR.
 
“Jadi, di satu sisi menyelesaikan polarisasi, tapi di sisi lain melemahkan demokrasi lainnya,” ucap dia.
 
Baca: Langkah Jokowi Merangkul Lawan Politik Diapresiasi
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan