Jakarta: Langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) merangkul lawan politik pada Pilpres 2019 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno diapresiasi. Kepala Negara dinilai ingin situasi aman guna melancarkan program kerjanya.
“Yang dibutuhkan Presiden adalah kestabilan. Kalau tidak stabil, program apa pun tidak bisa jalan,” kata Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Pelita Harapan (UPH) Aleksius Jemadu dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Jokow-Ma’ruf, di Luar Dipuji, di dalam Dicaci', Minggu, 24 Oktober 2021.
Aleksius menyebut Jokowi pragmatis dan mau merangkul seluruh elemen bangsa. Hal itu berbanding terbalik dengan perpolitikan Amerika Serikat (AS) yang polarisasinya masih kencang.
“Polarisasi yang diwariskan (mantan Presiden AS) Donald Trump berpengaruh di pilpres (pemilihan presiden AS) berikutnya,” papar dia.
Menurut Aleksius, kestabilan selama tujuh tahun Jokowi memimpin sudah baik. Pemimpin nasional akur dan masyarakat merasakan manfaatnya.
“Kita bisa melihat (pemerintah) relatif bisa mengendalikan pandemi covid-19, pembangunan infrastruktur dan penanganan kemiskinan juga ditunjukkan,” tutur dia.
Aleksius tak heran capaian itu menarik perhatian Profesor National University of Singapore, Kishore Mahbubani. Pujian Mahbubani kepada Jokowi disebut berdasarkan data objektif.
“Pujian yang diberikan memakai dasar yang cukup kuat dan datanya kredibel,” ucap dia.
Baca: Pengamat CSIS Ragu Ada Sosok Seperti Jokowi di Pilpres 2024
Jakarta: Langkah Presiden Joko Widodo
(Jokowi) merangkul lawan politik pada Pilpres 2019
Prabowo Subianto-
Sandiaga Uno diapresiasi. Kepala Negara dinilai ingin situasi aman guna melancarkan program kerjanya.
“Yang dibutuhkan Presiden adalah kestabilan. Kalau tidak stabil, program apa pun tidak bisa jalan,” kata Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Pelita Harapan (UPH) Aleksius Jemadu dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Jokow-Ma’ruf, di Luar Dipuji, di dalam Dicaci', Minggu, 24 Oktober 2021.
Aleksius menyebut Jokowi pragmatis dan mau merangkul seluruh elemen bangsa. Hal itu berbanding terbalik dengan perpolitikan Amerika Serikat (AS) yang polarisasinya masih kencang.
“Polarisasi yang diwariskan (mantan Presiden AS) Donald Trump berpengaruh di pilpres (pemilihan presiden AS) berikutnya,” papar dia.
Menurut Aleksius, kestabilan selama tujuh tahun Jokowi memimpin sudah baik. Pemimpin nasional akur dan masyarakat merasakan manfaatnya.
“Kita bisa melihat (pemerintah) relatif bisa mengendalikan pandemi covid-19, pembangunan infrastruktur dan penanganan kemiskinan juga ditunjukkan,” tutur dia.
Aleksius tak heran capaian itu menarik perhatian Profesor National University of Singapore, Kishore Mahbubani. Pujian Mahbubani kepada Jokowi disebut berdasarkan data objektif.
“Pujian yang diberikan memakai dasar yang cukup kuat dan datanya kredibel,” ucap dia.
Baca:
Pengamat CSIS Ragu Ada Sosok Seperti Jokowi di Pilpres 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)