medcom.id, Bogor: Presiden Joko Widodo mengingatkan semua pihak agar tidak bertengkar. Pertikaian hanya akan membuang waktu.
"Perlu saya ingatkan, membentuk negara bukan untuk berseteru, bertikai," kata Jokowi saat rapat dengan menteri dan pimpinan lembaga negara di Istana Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa 23 Mei 2017.
Menurut dia, tujuan negara sudah jelas, menciptakan kesejahteraan umum hingga mencerdaskan kehidupan bangsa. Cita-cita ini, menurut dia, kerap dilupakan.
"Enam-delapan bulan ini energi kita habis untuk hal tidak berguna. Banyak ngomong ketimbang kerja, banyak hujat ketimbang bekerja, demo tak bermanfaat ketimbang bekerja, menjelekan, saling menyalahkan, berdebat, saling hujat menyalahkan. Kita semua lupa membangun negeri ini," tekan dia.
Padahal, lanjut Jokowi, kesempatan emas untuk memajukan negara ada di depan mata. Pemerintah telah mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan dan predikat investment grade dari lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P).
Kepala negara tak mau perdebatan di masyarakat malah menggerus kepercayaan dunia internasional. Apa lagi, Indonesia sedang mengejar ketertinggalan dengan negara tetangga.
Klik: Jokowi Pastikan Proyek LRT-MRT tak Jalan Ditempat
Jokowi mencontohkan, pada 1977, Tiongkok sempat menengok Tol Jagorawi yang panjangnya kurang lebih 50 kilometer. Pembangunan di Indonesia menjadi contoh bagi mereka. Namun, Indonesia malah kian tertinggal.
"Dari 1977 sampai sekarang berapa tahun? 40 tahun kita hanya mampu bangun jalan tol 790 km. Tiongkok sudah 280 ribu km," jelas dia.
Mantan Gubernur DKI itu pun meminta segala perseteruan dihentikan. Dia tak ingin perdebatan malah menganggu pembangunan.
"Kita mau bangun kereta api cepat jarak 148 km sampai sekarang belum mulai, ribut 2 tahun, debat soal baik tidak baik. Kita bangun MRT ramai 26 tahun. Untung, rugi, baik, tidak. Lah wong negara lain sudah bangun baik, kita masih debatkan," jelas dia.
Jokowi memaparkan, secara ekonomi bisnis, pembangunan MRT memang merugikan. Tapi, hal itu bisa mencegah kerugian Rp27 triliun per tahun yang disebabkan kemacetan di Ibu Kota.
"Saya ajak bapak ibu keluar dari pikiran negatif, mengajak kita semua kembali ke pikiran positif untuk maju bersama bekerja bersama bagi bangsa. Jangan sampai tabungan energi kita habis," pungkas dia.
medcom.id, Bogor: Presiden Joko Widodo mengingatkan semua pihak agar tidak bertengkar. Pertikaian hanya akan membuang waktu.
"Perlu saya ingatkan, membentuk negara bukan untuk berseteru, bertikai," kata Jokowi saat rapat dengan menteri dan pimpinan lembaga negara di Istana Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa 23 Mei 2017.
Menurut dia, tujuan negara sudah jelas, menciptakan kesejahteraan umum hingga mencerdaskan kehidupan bangsa. Cita-cita ini, menurut dia, kerap dilupakan.
"Enam-delapan bulan ini energi kita habis untuk hal tidak berguna. Banyak ngomong ketimbang kerja, banyak hujat ketimbang bekerja, demo tak bermanfaat ketimbang bekerja, menjelekan, saling menyalahkan, berdebat, saling hujat menyalahkan. Kita semua lupa membangun negeri ini," tekan dia.
Padahal, lanjut Jokowi, kesempatan emas untuk memajukan negara ada di depan mata. Pemerintah telah mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan dan predikat investment grade dari lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P).
Kepala negara tak mau perdebatan di masyarakat malah menggerus kepercayaan dunia internasional. Apa lagi, Indonesia sedang mengejar ketertinggalan dengan negara tetangga.
Klik: Jokowi Pastikan Proyek LRT-MRT tak Jalan Ditempat
Jokowi mencontohkan, pada 1977, Tiongkok sempat menengok Tol Jagorawi yang panjangnya kurang lebih 50 kilometer. Pembangunan di Indonesia menjadi contoh bagi mereka. Namun, Indonesia malah kian tertinggal.
"Dari 1977 sampai sekarang berapa tahun? 40 tahun kita hanya mampu bangun jalan tol 790 km. Tiongkok sudah 280 ribu km," jelas dia.
Mantan Gubernur DKI itu pun meminta segala perseteruan dihentikan. Dia tak ingin perdebatan malah menganggu pembangunan.
"Kita mau bangun kereta api cepat jarak 148 km sampai sekarang belum mulai, ribut 2 tahun, debat soal baik tidak baik. Kita bangun MRT ramai 26 tahun. Untung, rugi, baik, tidak. Lah wong negara lain sudah bangun baik, kita masih debatkan," jelas dia.
Jokowi memaparkan, secara ekonomi bisnis, pembangunan MRT memang merugikan. Tapi, hal itu bisa mencegah kerugian Rp27 triliun per tahun yang disebabkan kemacetan di Ibu Kota.
"Saya ajak bapak ibu keluar dari pikiran negatif, mengajak kita semua kembali ke pikiran positif untuk maju bersama bekerja bersama bagi bangsa. Jangan sampai tabungan energi kita habis," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)