Jakarta: Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko dilantik Presiden Joko Widodo sebagai kepala staf kepresidenan. Moeldoko diprediksi akan menjadi 'kartu as' Jokowi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
"Moeldoko saya pikir akan menjadi tim inti pemenangan Presiden Jokowi pada Pilpres 2019," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago kepada Medcom.id, Rabu, 17 Januari 2018.
Menurut dia, Jokowi membutuhkan latar belakang militer. Kehadiran Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Hanura itu dapat menarik dukungan dari lingkungan militer.
Moeldoko juga dinilai bisa mengantisipasi munculnya sosok militer sebagai pesaing Jokowi di Pilpres 2019. Sosok itu seperti mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Agus Harimurti Yudhoyono, anak sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono.
"Ini kan spekulasi dan simulasi ke depan yang mulai terbentuk. Kalau Gatot maju, Jokowi bisa memakai Moeldoko untuk memecah suara Gatot," kata Pangi.
Lulusan Universitas Andalas ini menambahkan strategi serupa pernah digunakan Jokowi saat menggandeng Luhut Binsar Panjaitan di Pilpres 2014. Saat itu, Jokowi bertarung dengan Prabowo Subianto. Luhut dan Prabowo sama-sama purnawirawan TNI.
Baca: Moeldoko Dilantik jadi Kepala Staf Kepresidenan
"Sama halnya ketika Prabowo maju, LBP (Luhut Binsar Panjaitan) berhasil memecah solidaritas di internal jenderal TNI," jelas Pangi.
Moeldoko resmi menjadi kepala staf kepresiden menggantikan Teten Masduki. Moeldoko punya karir militer yang mentereng. Sebelum menjabat sebagai Panglima TNI, Moeldoko pernah menjabat sebagai Pangdam Tanjungpura, Pangdam Siliwangi, dan Kepala Staf Angkatan Darat.
Pensiun dari militer, Moeldoko bergabung dengan Partai Hanura di bawah kepemimpinan Oesman Sapta Odang. Moeldoko didapuk sebagai wakil ketua dewan pembina di bawah Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto sebagai ketua.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/yKXVOD7b" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko dilantik Presiden Joko Widodo sebagai kepala staf kepresidenan. Moeldoko diprediksi akan menjadi 'kartu as' Jokowi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
"Moeldoko saya pikir akan menjadi tim inti pemenangan Presiden Jokowi pada Pilpres 2019," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago kepada Medcom.id, Rabu, 17 Januari 2018.
Menurut dia, Jokowi membutuhkan latar belakang militer. Kehadiran Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Hanura itu dapat menarik dukungan dari lingkungan militer.
Moeldoko juga dinilai bisa mengantisipasi munculnya sosok militer sebagai pesaing Jokowi di Pilpres 2019. Sosok itu seperti mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Agus Harimurti Yudhoyono, anak sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono.
"Ini kan spekulasi dan simulasi ke depan yang mulai terbentuk. Kalau Gatot maju, Jokowi bisa memakai Moeldoko untuk memecah suara Gatot," kata Pangi.
Lulusan Universitas Andalas ini menambahkan strategi serupa pernah digunakan Jokowi saat menggandeng Luhut Binsar Panjaitan di Pilpres 2014. Saat itu, Jokowi bertarung dengan Prabowo Subianto. Luhut dan Prabowo sama-sama purnawirawan TNI.
Baca: Moeldoko Dilantik jadi Kepala Staf Kepresidenan
"Sama halnya ketika Prabowo maju, LBP (Luhut Binsar Panjaitan) berhasil memecah solidaritas di internal jenderal TNI," jelas Pangi.
Moeldoko resmi menjadi kepala staf kepresiden menggantikan Teten Masduki. Moeldoko punya karir militer yang mentereng. Sebelum menjabat sebagai Panglima TNI, Moeldoko pernah menjabat sebagai Pangdam Tanjungpura, Pangdam Siliwangi, dan Kepala Staf Angkatan Darat.
Pensiun dari militer, Moeldoko bergabung dengan Partai Hanura di bawah kepemimpinan Oesman Sapta Odang. Moeldoko didapuk sebagai wakil ketua dewan pembina di bawah Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto sebagai ketua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)