Ketua Umum Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI), Sunarto Ciptoharjono. Dok. Istimewa
Ketua Umum Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI), Sunarto Ciptoharjono. Dok. Istimewa

Publik Dinilai Semakin Percaya Lembaga Survei

Achmad Zulfikar Fazli • 08 Maret 2024 19:37
Jakarta: Publik dinilai semakin percaya dengan lembaga survei. Hal ini tergambar dari hasil jajak pendapat yang dilakukan Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI).
 
Dari hasil survei terungkap 75,4 persen responden sangat percaya/cukup percaya terhadap lembaga survei. Sebanyak 22,5 persen menyatakan kurang percaya/tidak percaya sama sekali terhadap lembaga survei, dan 2,1 persen menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.
 
Ketua Umum Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI), Sunarto Ciptoharjono, mengatakan apabila dibandingkan dengan survei yang sama pada musim Pemilu 2019, tingkat kepercayaan terhadap lembaga survei naik sebesar 7,6 persen.

"Pada Maret 2019, AROPI melakukan penelitian lapangan dengan pertanyaan yang kurang lebih sama. Hasilnya responden sangat percaya/cukup percaya terhadap lembaga survei sebesar 67,8 persen. Sedangkan yang menyatakan kurang percaya/tidak percaya sama sekali sebesar 29,0 persen. Selebihnya tidak tahu atau tidak menjawab," ujar Sunarto, dalam keterangan tertulis, Jumat, 8 Maret 2024.
 
Sunarto menjelaskan pemilih calon presiden dan calon wakil presiden, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang lebih percaya terhadap lembaga survei sebesar 87 persen. Kemudian, pemilih Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebesar 69,3 persen dan pemilih Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebesar 59 persen.
 
Dari segmen pemilih partai, mayoritas publik percaya terhadap lembaga survei. Tingkat kepercayaan tertinggi diperoleh dari pemilih Partai Demokrat sebesar 92,9 persen. Lalu, pemilih Partai Gerindra sebesar 90,2 persen, PKB sebesar 78,9 persen, dan PAN sebesar 77,8 persen.
 
Dari segmen tingkat pendapatan diperoleh fakta, yakni tingkat pendapatan di bawah Rp2 juta perbulan sangat percaya/cukup percaya terhadap lembaga survei sebesar 80,7 persen. Justru masyarakat dengan tingkat pendapatan Rp4 juta perbulan ke atas, tingkat kepercayaannya hanya 74,4 persen.
 
Sedangkan pendapatan menengah sebesar Rp2-4 juta perbulan, tingkat kepercayaannya sebesar 71,6 persen.
 
Baca Juga: Dugaan Penggelembungan Suara, KPU-Lembaga Survei Perlu Buka Data

Segmen tingkat pendidikan juga diperoleh fakta yang serupa. Segmen tingkat pendidikan SD ke bawah, tingkat kepercayan terhadap lembaga survei justru tertinggi, yakni 80,4 persen, disusul tingkat pendidikan SMA sebesar 78,4 persen, tingkat pendidikan SMP sebesar 77,9 persen, dan tamatan D3 ke atas sebesar 60,3 persen.
 
"Hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat ekonomi dan pendidikan masyarakat, maka semakin kritis pula terhadap Lembaga survei," kata dia.
 
Dilihat dari kepemilikan akun sosial media didapatkan fakta pemegang akun Instagram adalah responden yang paling percaya terhadap lembaga survei sebesar 76,5 persen, disusul pemilik akun Tiktok dengan tingkat kepercayaan 75,2 persen, dan pemilik akun Facebook dengan tingkat kepercayaan 74,5 persen.
 
"Survei ini juga menanyakan Lembaga survei mana yang paling banyak dikenal. Dari pertanyaan itu terungkap bahwa LSI Denny JA paling dikenal dengan 52,4 persen, disusul Indikator Politik sebesar 11,5 persen, Indobarometer 7,6 persen, Polltracking 6,1persen, dan SMRC sebesar 4 persen," ucap dia.
 
Survei dilakukan dengan jumlah responden 1.200 orang pada 26 Januari-6 Februari 2024. Jajak pendapat dilakukan dengan metode multistage random sampling.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan