Pengamat Komunikasi Politik asal Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai komunikasi yang terbuka antara para menteri dengan Jokowi selaku presiden dapat menghindari kesalah pahaman yang berpotensi menganggu jalannya pemerintahan. Dengan pernyataan para menteri yang terbuka ingin nyapres juga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Jokowi dalam mengelola kabinetnya.
"Komunikasi yang terbuka justru bagus. Sejatinya para tokoh-tokoh itu memang harus terbuka terkait maksudnya dalam pencapresan 2024 agar tidak ada kesalah pahaman dengan presiden," tutur Emrus saat dihubungi Media Indonesia, Selasa, 10 Mei 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Baca: Pilpres 2024, Masyarakat Butuh Pemimpin Berprestasi
Setelah menyatakan keterbukaanya terkait minat menjadi capres 2024, Emrus menjelaskan para menteri juga tetap harus mengutamakan tugas-tugasnya sebagai pembantu presiden. Jangan sampai menteri-menteri potensial capres justru terjebak dalam euforia pencapresan tanpa mempedulikan kinerjanya sebagai pembantu Kepala Negara.
"Dengan kinerja yang baik sebagai menteri, tentu hal tersebut dapat membantu menteri yang bersangkutan untuk mendapatkan penilaian yang baik dari masyarakat sehingga berdampak positif bagi pencalonannya mendatang," ungkap Emrus.
Sebelumnya dalam rapat kabinet, Presiden Jokowi telah mengingatkan para menterinya untuk tetap fokus bekerja meski tahapan Pemilu 2024 dimulai sebentar lagi. Dia pun mewanti-wanti jajarannya agar memastikan bahwa agenda-agenda strategis nasional terselenggara dengan baik.
"Agar agenda-agenda strategis nasional yang menjadi prioritas kita bersama betul-betul bisa kita pastikan terselenggara dengan baik, pemilu terselenggara dengan baik, lancar, dan tanpa gangguan," ucap Presiden.