Jakarta: Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan alasan Indonesia memperluas menguji standar protokol kesehatan (prokes) global ke Uni Eropa. Pengujian itu dinilai strategis.
"Kalau Uni Eropa deal (standar prokes global) dapatnya berapa puluh negara sekaligus," kata Budi dalam Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘G20 The 1st Health Working Group: 2 Tahun Pandemi, Indonesia Menuju Endemi,’ Rabu, 30 Maret 2022.
Budi menyebut hal itu bakal menguntungkan pelaku perjalanan internasional. Selain itu, kemauan Uni Eropa mengharmonisasi standar prokes global diyakini mendorong negara lain mengikuti langkah serupa.
"Uni Eropa juga sudah meng-endorse QR code atau standar digital WHO (Organisasi Kesehatan Dunia)," papar dia.
Baca: Presiden Ingin G20 Hasilkan Kesetaraan Akses Kesehatan yang Konkret
Budi menyebut saat ini Indonesia dan negara G20 tengah membahas detail standar prokes global. Setiap negara bisa menyampaikan aturan mana yang tak bisa diubah dan aturan mana yang bisa diharmonisasi.
"Kemudian apa-apa yang dibutuhkan negara berkembang, karena Uni Eropa kebanyakan negara maju," ujar dia.
Menurut Budi, Indonesia berperan mengakomodasi kepentingan negara berkembang. Sebab, Indonesia juga merupakan negara berkembang yang diberi kepercayaan Presidensi G20.
"Kita harus membawa suara negara berkembang yang teknologinya di bawah negara maju," tutur mantan Wakil Menteri BUMN itu.
Jakarta: Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan alasan Indonesia memperluas menguji standar
protokol kesehatan (prokes) global ke Uni Eropa. Pengujian itu dinilai strategis.
"Kalau Uni Eropa deal (standar prokes global) dapatnya berapa puluh negara sekaligus," kata Budi dalam
Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘G20 The 1st Health Working Group: 2 Tahun Pandemi, Indonesia Menuju Endemi,’ Rabu, 30 Maret 2022.
Budi menyebut hal itu bakal menguntungkan pelaku perjalanan internasional. Selain itu, kemauan Uni Eropa mengharmonisasi standar prokes global diyakini mendorong negara lain mengikuti langkah serupa.
"Uni Eropa juga sudah meng-
endorse QR code atau standar digital WHO (Organisasi Kesehatan Dunia)," papar dia.
Baca:
Presiden Ingin G20 Hasilkan Kesetaraan Akses Kesehatan yang Konkret
Budi menyebut saat ini Indonesia dan negara
G20 tengah membahas detail standar prokes global. Setiap negara bisa menyampaikan aturan mana yang tak bisa diubah dan aturan mana yang bisa diharmonisasi.
"Kemudian apa-apa yang dibutuhkan negara berkembang, karena Uni Eropa kebanyakan negara maju," ujar dia.
Menurut Budi, Indonesia berperan mengakomodasi kepentingan negara berkembang. Sebab, Indonesia juga merupakan negara berkembang yang diberi kepercayaan Presidensi G20.
"Kita harus membawa suara negara berkembang yang teknologinya di bawah negara maju," tutur mantan Wakil Menteri BUMN itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)