medcom.id, Jakarta: Perekonomian Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla semakin membaik. Hal itu terlihat dari hasil survei yang dilakukan Populi Center.
Direktur Populi Center, Usep S Ahyar mengatakan, 67,1 persen masyarakat Indonesia merasa kondisi perekonomian Indonesia lebih baik dibanding tahun lalu.
"Hal ini terkonfirmasi dari temuan menunjukkan bahwa 68,4 persen masyarakat Indonesia mengaggap kondisi ekonomi keluarga atau ekonomi pribadi lebih baik," kata Usep saat memaparkan hasil survei Populi Center di Kantornya, Jakarta Barat, Kamis 2 November 2017.
Baca: Survei: 66,4% Masyarakat Puas dengan Kinerja Jokowi
Usep mengungkapkan, masyarakat menilai kondisi ekonomi makin baik seiring dengan pembangunan infrastuktur di luar pulau Jawa. Dengan begitu, masyarakat makin mudah mendapatkan bahan pokok.
"Pembangunan Indonesia sentris mulai menunjukkan dampak di tengah masyarakat. Paling banyak masyarakat yang setuju dengan kebijakan pembangunan tol lintas Sumatera 77,5 persen," katanya.
Selanjutnya pembangunan rel kereta di Sulawesi 73,6 persen dan pembangunan Trans Papua 76,8 persen.
Namun, pemerintah perlu memperbaiki harga kebutuhan pokok yang masih tinggi. Utamanya di luar pulau Jawa, sebab dari penelitian yang dilakukan sebanyak 18,5 persen masyarakat merasa harga bahan pokok masih tinggi.
"Pembangunan infrastukrur harus digenjot agar berdampak secara mikro, ekonomi untuk mengatasi harga sembako yang tinggi," tutur Ucep.
Baca: Survei CSIS: Publik Puas dengan Kinerja Pemerintahan Jokowi-Kalla
Usep mengungkapkan, pemerintah juga perlu menekan tingkat pengangguran. Sebanyak 15,7 persen merasa jumlah pengangguran masih tinggi.
Populi Center menyelenggarakan survei nasional pada 19-26 Oktober 2017 di 34 provinsi. Survei untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang kinerja pemerintahan Jokowi-JK selama tiga tahun. Survei menggunakan metode wawancara tatap muka pada 1200 responden dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 2,8 persen.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/ybDMq5qk" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Perekonomian Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla semakin membaik. Hal itu terlihat dari hasil survei yang dilakukan Populi Center.
Direktur Populi Center, Usep S Ahyar mengatakan, 67,1 persen masyarakat Indonesia merasa kondisi perekonomian Indonesia lebih baik dibanding tahun lalu.
"Hal ini terkonfirmasi dari temuan menunjukkan bahwa 68,4 persen masyarakat Indonesia mengaggap kondisi ekonomi keluarga atau ekonomi pribadi lebih baik," kata Usep saat memaparkan hasil survei Populi Center di Kantornya, Jakarta Barat, Kamis 2 November 2017.
Baca:
Survei: 66,4% Masyarakat Puas dengan Kinerja Jokowi
Usep mengungkapkan, masyarakat menilai kondisi ekonomi makin baik seiring dengan pembangunan infrastuktur di luar pulau Jawa. Dengan begitu, masyarakat makin mudah mendapatkan bahan pokok.
"Pembangunan Indonesia sentris mulai menunjukkan dampak di tengah masyarakat. Paling banyak masyarakat yang setuju dengan kebijakan pembangunan tol lintas Sumatera 77,5 persen," katanya.
Selanjutnya pembangunan rel kereta di Sulawesi 73,6 persen dan pembangunan Trans Papua 76,8 persen.
Namun, pemerintah perlu memperbaiki harga kebutuhan pokok yang masih tinggi. Utamanya di luar pulau Jawa, sebab dari penelitian yang dilakukan sebanyak 18,5 persen masyarakat merasa harga bahan pokok masih tinggi.
"Pembangunan infrastukrur harus digenjot agar berdampak secara mikro, ekonomi untuk mengatasi harga sembako yang tinggi," tutur Ucep.
Baca:
Survei CSIS: Publik Puas dengan Kinerja Pemerintahan Jokowi-Kalla
Usep mengungkapkan, pemerintah juga perlu menekan tingkat pengangguran. Sebanyak 15,7 persen merasa jumlah pengangguran masih tinggi.
Populi Center menyelenggarakan survei nasional pada 19-26 Oktober 2017 di 34 provinsi. Survei untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang kinerja pemerintahan Jokowi-JK selama tiga tahun. Survei menggunakan metode wawancara tatap muka pada 1200 responden dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan
margin of error 2,8 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)