medcom.id, Jakarta: Mayoritas masyarakat Indonesia mengapresiasi kinerja Presiden Jokowi. Mereka puas dengan kinerja Jokowi dalam setengah periode pertama.
"Tingkat kepuasan pada Presiden Jokowi (66,4 persen)," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari di Hotel Grand Sahid Jaya, Jalan Sudirman, Jakarta, Rabu 22 Maret 2017.
Qodari menjelaskan kepuasan itu lantaran personal Jokowi dan kinerjanya. Dari sisi personal, 9,2 persen masyarakat mengatakan Jokowi mampu mendengarkan suara rakyat.
Kemudian, bijak menyikapi perbedaan (4,8 persen), perhatian terhadap rakyat kecil (3,9 persen), hubungan antarnegara baik (3,6 persen) dan merakyat (3,3 persen).
Dari sisi realisasi program, sebanyak 8,4 persen masyarakat menyatakan program di bidang kesehatan dan pendidikan, terealisasi. Yaitu, Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
Penilaian lain yang membuat masyarakat puas dengan kinerja Jokowi adalah pembangunan jalan dan bangunan nyata (5,2 persen), harga BBM stabil (4,3 persen), dan pembangunan merata (3,3 persen).
Selain itu, adanya efek jera hukuman mati (tiga persen), pemberantasan korupsi (2,7 persen), dan lain-lain.
Dari 1.200 responden yang disurvei, ternyata ada juga yang tidak puas. Yaitu sebanyak 32 persen. Mereka beralasan lapangan pekerjaan masih terbatas (14,3 persen), kebijakan diskriminatif (12,3 persen), tudingan boneka PDIP (9,9 persen), belum bisa mengatasi masalah ekonomi (9,2 persen) dan harga sembako mahal (8,7 persen).
Selain itu masih banyak korupsi (8,5 persen), penegakan hukum tidak netral (6,9 persen), menguntungkan China (6,6 persen), terlalu pro Ahok (4,8 persen), bantuan tidak tepat sasaran (4,5 persen), kurang tegas (3,4), pendidikan kurang diperhatikan (3,2 persen) dan lain-lain.
Qodari menegaskan pihaknya memberikan pertanyaan terbuka dalam surveinya. Sehingga jawaban yang muncul sangat variatif.
Survei ini berlangsung pada 4 hingga 14 Maret 2017. Ribuan responden tersebar di 34 provinsi dan margin of error-nya tiga persen.
medcom.id, Jakarta: Mayoritas masyarakat Indonesia mengapresiasi kinerja Presiden Jokowi. Mereka puas dengan kinerja Jokowi dalam setengah periode pertama.
"Tingkat kepuasan pada Presiden Jokowi (66,4 persen)," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari di Hotel Grand Sahid Jaya, Jalan Sudirman, Jakarta, Rabu 22 Maret 2017.
Qodari menjelaskan kepuasan itu lantaran personal Jokowi dan kinerjanya. Dari sisi personal, 9,2 persen masyarakat mengatakan Jokowi mampu mendengarkan suara rakyat.
Kemudian, bijak menyikapi perbedaan (4,8 persen), perhatian terhadap rakyat kecil (3,9 persen), hubungan antarnegara baik (3,6 persen) dan merakyat (3,3 persen).
Dari sisi realisasi program, sebanyak 8,4 persen masyarakat menyatakan program di bidang kesehatan dan pendidikan, terealisasi. Yaitu, Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
Penilaian lain yang membuat masyarakat puas dengan kinerja Jokowi adalah pembangunan jalan dan bangunan nyata (5,2 persen), harga BBM stabil (4,3 persen), dan pembangunan merata (3,3 persen).
Selain itu, adanya efek jera hukuman mati (tiga persen), pemberantasan korupsi (2,7 persen), dan lain-lain.
Dari 1.200 responden yang disurvei, ternyata ada juga yang tidak puas. Yaitu sebanyak 32 persen. Mereka beralasan lapangan pekerjaan masih terbatas (14,3 persen), kebijakan diskriminatif (12,3 persen), tudingan boneka PDIP (9,9 persen), belum bisa mengatasi masalah ekonomi (9,2 persen) dan harga sembako mahal (8,7 persen).
Selain itu masih banyak korupsi (8,5 persen), penegakan hukum tidak netral (6,9 persen), menguntungkan China (6,6 persen), terlalu pro Ahok (4,8 persen), bantuan tidak tepat sasaran (4,5 persen), kurang tegas (3,4), pendidikan kurang diperhatikan (3,2 persen) dan lain-lain.
Qodari menegaskan pihaknya memberikan pertanyaan terbuka dalam surveinya. Sehingga jawaban yang muncul sangat variatif.
Survei ini berlangsung pada 4 hingga 14 Maret 2017. Ribuan responden tersebar di 34 provinsi dan margin of error-nya tiga persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)