Ketum PAN Zulkifli Hasan. Foto: Medcom.id/Ilham Wibowo
Ketum PAN Zulkifli Hasan. Foto: Medcom.id/Ilham Wibowo

Zulhas Menyoroti Nasib Perpolitikan Usai Pilpres 2019

Anggi Tondi Martaon • 25 Maret 2021 09:46
Jakarta: Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) menyoroti kondisi bangsa dan negara usai Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Kondisi berbeda terlihat jelas pada masyarakat dan perpolitikan Indonesia.
 
Menurut dia, perpolitikan Indonesia bisa menyatu usai persaingan panas pada Pilpres 2019. Hal itu dibuktikan dengan bergabungnya eks pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, ke pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
 
"Tidak ada berkuasa dan tidak berkuasa, semua menjadi satu," kata Zulhas dalam pidato kebangsaaan yang disampaikan secara virtual, Rabu, 24 Maret 2021.

Prabowo-Sandi yang sempat saling serang dengan Jokowi-Ma'ruf di pilpres kini masuk Kabinet Indonesia Maju. Prabowo menduduki kursi menteri pertahanan, sedangkan Sandiaga Uno menjabat sebagai menteri pariwisata.
 
Baca: Elektabilitas di Bawah Sandi, Prabowo Tetap Dijagokan di Pilpres 2024
 
Namun, kondisi berbeda terlihat di tengah masyarakat. Ketika elite politik sudah rujuk, masyarakat masih suka saling mengutuk.
 
"Polarisasi politik yang menimbulkan permusuhan dan bahkan kebencian, cebong vs kampret, buzzer vs kadrun, bisa terus tereskalasi menjadi pikiran us vs them," ungkap dia.
 
Dia tak ingin kondisi ini terus terjadi. Rekonsiliasi di tengah masyarakat harus dilakukan. Elite politik didorong meminta maaf kepada masyarakat. Mereka diminta berjanji tidak lagi menggunakan politik identitas dalam kontestasi politik.
 
"Mulai hari ini masyarakat harus diajak bersatu kembali, menggunakan lagi spirit sila ke-3 Pancasila, persatuan Indonesia," ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan