Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong anak muda Indonesia menjadi penggerak optimisme dan simpul kreativitas memecahkan persoalan bangsa. Presiden menyakini generasi muda berani melakukan lompatan dan inovasi.
"Usia muda membawa energi perubahan, berpikir positif, berani melakukan lompatan, bergerak lebih lebih lincah dan gesit, dan selalu optimistis melihat masa depan," kata Jokowi dalam sambutan virtual di perayaan HUT ke-6 Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Minggu, 29 November 2020.
Indonesia, kata Jokowi, membutuhkan lebih banyak lagi anak muda yang berani, gesit, dan penuh semangat. Terutama untuk memajukan Indonesia.
Jokowi menyebut kelebihan kaum muda Indonesia bisa menjadi modal memenangkan pertarungan global. Dia yakin yang cepat mengalahkan yang lambat, yang kreatif dan inovatif akan mengalahkan yang serba rutin dan monoton.
Baca: Di Tengah Pandemi, Milenial Harus Inovatif
Jokowi menilai modal kecepatan, kreatifitas, dan inovasi tersebut dimiliki kader-kader PSI yang banyak diisi kelompok muda. Namun, dia menyebutkan anak muda yang menjadi segmen terbesar populasi Indonesia menjadi petang bermata dua.
"Proporsi anak muda yang besar ini akan bisa menjadi tonik yang menguatkan bangsa kita, tetapi juga bisa menjadi toxic, menjadi racun bila kita tidak siap dari sekarang," ucap Jokowi.
Setiap tahun, 2,9 juta penduduk memasuki usia kerja. Anak-anak muda tersebut merupakan kelompok baru yang masuk ke pasar kerja. Namun, kurang lebih 6,9 juta pengangguran dan 3,5 juta pekerja terdampak pandemi covid-19.
Sebanyak 87 persen kelompok pekerja memiliki tingkat pendidikan rendah atau setingkat SMA ke bawah. Sekitar 39% di antaranya berpendidikan sekolah dasar.
"Ini artinya untuk menghadapi puncak bonus demografi, tidak ada pilihan lain bagi kita selain harus bekerja keras untuk menyiapkan SDM yang unggul," ucapnya.
Jakarta: Presiden Joko Widodo (
Jokowi) mendorong anak muda Indonesia menjadi penggerak optimisme dan simpul kreativitas memecahkan persoalan bangsa. Presiden menyakini generasi muda berani melakukan lompatan dan inovasi.
"Usia muda membawa energi perubahan, berpikir positif, berani melakukan lompatan, bergerak lebih lebih lincah dan gesit, dan selalu optimistis melihat masa depan," kata Jokowi dalam sambutan virtual di perayaan HUT ke-6 Partai Solidaritas Indonesia (
PSI), Minggu, 29 November 2020.
Indonesia, kata Jokowi, membutuhkan lebih banyak lagi
anak muda yang berani, gesit, dan penuh semangat. Terutama untuk memajukan Indonesia.
Jokowi menyebut kelebihan kaum muda Indonesia bisa menjadi modal memenangkan pertarungan global. Dia yakin yang cepat mengalahkan yang lambat, yang kreatif dan inovatif akan mengalahkan yang serba rutin dan monoton.
Baca:
Di Tengah Pandemi, Milenial Harus Inovatif
Jokowi menilai modal kecepatan, kreatifitas, dan inovasi tersebut dimiliki kader-kader PSI yang banyak diisi kelompok muda. Namun, dia menyebutkan anak muda yang menjadi segmen terbesar populasi Indonesia menjadi petang bermata dua.
"Proporsi anak muda yang besar ini akan bisa menjadi tonik yang menguatkan bangsa kita, tetapi juga bisa menjadi toxic, menjadi racun bila kita tidak siap dari sekarang," ucap Jokowi.
Setiap tahun, 2,9 juta penduduk memasuki usia kerja. Anak-anak muda tersebut merupakan kelompok baru yang masuk ke pasar kerja. Namun, kurang lebih 6,9 juta pengangguran dan 3,5 juta pekerja terdampak pandemi covid-19.
Sebanyak 87 persen kelompok pekerja memiliki tingkat pendidikan rendah atau setingkat SMA ke bawah. Sekitar 39% di antaranya berpendidikan sekolah dasar.
"Ini artinya untuk menghadapi puncak bonus demografi, tidak ada pilihan lain bagi kita selain harus bekerja keras untuk menyiapkan SDM yang unggul," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)