Jakarta: Elektabilitas Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Moeldoko, berdasarkan hasil survei Charta Politika sebesar 1,3 persen. Elektabilitas tersebut dinilai menegaskan Moeldoko tidak layak memimpin Demokrat.
"Alasan obyektif untuk menegasikan pernyataannya yang ingin menyelematkan Partai Demokrat," kata Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Demokrat Kamhar Lakumani kepada Medcom.id, Selasa, 30 Maret 2021.
Baca: Kubu Moeldoko Disebut Bermimpi Bisa 'Bersih-bersih' Demokrat
Selain hasil survei, Kamhar juga menyebut klaim menyelamatkan Demokrat dibantah pengalaman Moeldoko sebelumnya. Seperti nasib Partai Hanura pada Pemilu 2019.
"Saat menjadi petinggi Hanura pun tak mampu berkontribusi menyelematkan partainya dari eliminasi ambang batas parlemen sehingga tersinggkir dari Senayan," ungkap dia.
Dia berharap hasil survei Charta Politika membuat Moeldoko sadar diri. Sekaligus, menyesali perbuatannya yang ingin mengudeta kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketum Demokrat.
Di sisi lain, Kamhar mengapresiasi hasil survei Charta Politika. Demokrat memperoleh elektabilitas sebesar 4,2 persen. Sedangkan AHY sebesar 4,8 persen.
Kamhar menyebutkan hasil survei itu bakal menjadi referensi bagi partai menyusun agenda strategis dan mengevalusi kerja-kerja kepartaian. Diharapkan, elektabilitas Demokrat dan AHY bisa lebih baik ke depan.
"Kami optimis, itu bisa dan cukup waktu untuk itu," ujar dia.
Jakarta: Elektabilitas Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Moeldoko, berdasarkan hasil survei Charta Politika sebesar 1,3 persen. Elektabilitas tersebut dinilai menegaskan
Moeldoko tidak layak memimpin Demokrat.
"Alasan obyektif untuk menegasikan pernyataannya yang ingin menyelematkan Partai Demokrat," kata Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu)
Demokrat Kamhar Lakumani kepada
Medcom.id, Selasa, 30 Maret 2021.
Baca: Kubu Moeldoko Disebut Bermimpi Bisa 'Bersih-bersih' Demokrat
Selain hasil survei, Kamhar juga menyebut klaim menyelamatkan Demokrat dibantah pengalaman Moeldoko sebelumnya. Seperti nasib Partai Hanura pada Pemilu 2019.
"Saat menjadi petinggi Hanura pun tak mampu berkontribusi menyelematkan partainya dari eliminasi ambang batas parlemen sehingga tersinggkir dari Senayan," ungkap dia.
Dia berharap hasil survei Charta Politika membuat Moeldoko sadar diri. Sekaligus, menyesali perbuatannya yang ingin mengudeta kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketum Demokrat.
Di sisi lain, Kamhar mengapresiasi hasil survei Charta Politika. Demokrat memperoleh elektabilitas sebesar 4,2 persen. Sedangkan AHY sebesar 4,8 persen.
Kamhar menyebutkan hasil survei itu bakal menjadi referensi bagi partai menyusun agenda strategis dan mengevalusi kerja-kerja kepartaian. Diharapkan, elektabilitas Demokrat dan AHY bisa lebih baik ke depan.
"Kami optimis, itu bisa dan cukup waktu untuk itu," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)