Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany. Foto: MI/Arya Manggala.
Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany. Foto: MI/Arya Manggala.

Tsamara Amany tak Masalah Diprotes Media Rusia

06 April 2018 16:51
Jakarta: Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia Tsamara Amany Alatas tak masalah diprotes media asal Rusia terkait pernyataannya yang dianggap menghina Presiden Rusia Vladimir Putin. Sebab, ucapannya itu dalam konteks menanggapi pernyataan Wakil Ketua Partai Gerindra Fadli Zon.
 
"Komentar saya tentang Putin itu ditujukan kepada pernyataan Fadli yang ingin rakyat memilih calon pemimpin seperti Putin saat pilpres. Fadli mengatakan sosok seperti Putin cocok sebagai pengganti pemimpin yang planga-plongo," kata Tsamara dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 6 April 2018.
 
Tsamara memahami keberatan RBTH (Russia Beyond, media Rusia) atas pernyataannya dianggap mendiskreditkan Putin. "RBTH adalah sarana kampanye Rusia di dunia internasional. Karena itu, sangat wajar bila RBTH membela citra Putin di dunia internasional," katanya.
 
Dia menegaskan, ucapannya itu untuk menanggapi Fadli yang mengidolakan Putin, dan berharap Indonesia memunyai pemimpin seperti Putin.
 
Baca: PSI Pertanyakan Kicauan Fadli Zon soal Pemimpin 'Planga Plongo'
 
Tsamara mengakui Fadli berhak mengagumi Putin. Tapia ia tak sependapat kalau Indonesia harus memiliki karakter dan sosok pemimpin seperti Putin.
 
"Ketika saya mengkritik Putin, bukan berarti saya anti terhadap masyarakat Rusia. Ini sama saja ketika kita mengkritik Donald Trump dan cara-caranya menggunakan politik identitas untuk memenangkan pilpres," tambahnya.
 
Sementara mengenai Putin yang dinilainya sebagai diktator dan membiarkan praktik korupsi, Tsamara menuturkan hanya mengutip dari pernyataan negara-negara demokratis dunia.
 
"Saya hanya merujuk pada  analisis-analisis tersebut. Misalnya, survei The Economist tahun 2017 masih menempatkan Rusia sebagai negara dengan rezim otoritarian," tandasnya.
 
Seperti diketehui, media Russia Beyond edisi bahasa Indonesia mengkritik Tsamara melalui akun Facebook resminya, Kamis 5 April 2018.
 
Mereka keberatan dengan pernyataan Tsamara yang menyebut Putin bukan contoh pemimpin yang baik yang membungkam oposisi dan pers di Rusia.
 
Tsamara juga menyebut di Rusia tidak ada kebebasan beraspirasi seperti di Indonesia. Bahkan Tsamara menyebut praktik-praktik korupsi dibiarkan begitu saja.
 
"Kalau kita lihat dari segi indeks persepsi korupsi, Indonesia jauh di atas Rusia. Nah, kalau sudah tahu begitu, yakin orang seperti itu mau dijadikan standar kepemimpinan? Kalau saya? Tidak mau ada pemimpin seperti itu di Indonesia," kata Tsamara dalam unggahan videonya.


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan