Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3S) mengatakan demokrasi Indonesia tidak kunjung membaik dari waktu ke waktu. Hal itu berdasarkan penilaian dan prediksi LP3S sejak 2019.
"Saya terkejut bahwa prediksi kita tidak sepenuhnya benar. Ternyata lebih buruk dari prediksi kita," kata Direktur Center for Media and Democracy LP3S Wijayanto dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa, 9 Januari 2024.
Wijayanto mengatakan LP3S menerbitkan outlook demokrasi dalam bentuk buku berjudul Menyelamatkan Demokrasi. Buku itu terbit pada 2019 dan menekankan pada upaya menjaga iklim demokrasi bangsa.
"Kita tidak bahagia karena prediksi terwujud (demokrasi merosot). Kita harap situasi demokrasi membaik, ternyata tidak," ujar dia.
Wijayanto menyebut pihaknya sudah mencurahkan refleksi hingga gagasan terkait demokrasi Indonesia dalam buku itu. Sayangnya, cita-cita itu pupus.
"Kita tidak mengira situasinya demikian cepat menjadi buruk," papar dia.
Teranyar, kata Wijayanto, LP3S menerbitkan buku bertajuk Ritual Oligarki Menuju 2024 yang dirilis pada 2023. Salah satu kutipan dalam buku itu dinilai menggambarkan kondisi Indonesia saat ini.
"Dalam struktur kekuasaan yang oligarkis, kita khawatir Pemilu 2024 hanya akan menjadi ajang sirkulasi kekuasaan di antara elite oligarki yang memunggungi demokrasi di satu sisi, dan mengabaikan warga negara dalam kebijakan-kebijakan mereka di sisi yang lain. Dengan demikian, pemilu hanya menjadi ritual yang tidak bermakna bagi upaya konsolidasi demokrasi di Indonesia," ucap dia.
Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3S) mengatakan
demokrasi Indonesia tidak kunjung membaik dari waktu ke waktu. Hal itu berdasarkan penilaian dan prediksi LP3S sejak 2019.
"Saya terkejut bahwa prediksi kita tidak sepenuhnya benar. Ternyata lebih buruk dari prediksi kita," kata Direktur Center for Media and Democracy LP3S Wijayanto dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa, 9 Januari 2024.
Wijayanto mengatakan LP3S menerbitkan
outlook demokrasi dalam bentuk buku berjudul Menyelamatkan Demokrasi. Buku itu terbit pada 2019 dan menekankan pada upaya menjaga iklim demokrasi bangsa.
"Kita tidak bahagia karena prediksi terwujud (demokrasi merosot). Kita harap situasi demokrasi membaik, ternyata tidak," ujar dia.
Wijayanto menyebut pihaknya sudah mencurahkan refleksi hingga gagasan terkait
demokrasi Indonesia dalam buku itu. Sayangnya, cita-cita itu pupus.
"Kita tidak mengira situasinya demikian cepat menjadi buruk," papar dia.
Teranyar, kata Wijayanto, LP3S menerbitkan buku bertajuk Ritual Oligarki Menuju 2024 yang dirilis pada 2023. Salah satu kutipan dalam buku itu dinilai menggambarkan kondisi Indonesia saat ini.
"Dalam struktur kekuasaan yang oligarkis, kita khawatir Pemilu 2024 hanya akan menjadi ajang sirkulasi kekuasaan di antara elite oligarki yang memunggungi demokrasi di satu sisi, dan mengabaikan warga negara dalam kebijakan-kebijakan mereka di sisi yang lain. Dengan demikian, pemilu hanya menjadi ritual yang tidak bermakna bagi upaya konsolidasi demokrasi di Indonesia," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)