"Terkait kemampuan merespons serius, saya kira itu tidak tergantung pada TNI dan Polri. Respons serius sepenuhnya kembali pada iktikad pemerintah dan DPR," terang Khairul kepada Media Indonesia, Senin, 15 April 2024.
Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) itu mengatakan pemerintah dan DPR harus mengambil keputusan apakah akan tetap memelihara keraguan dan membiarkan kondisi di Papua berlanjut. Atau sebaliknya, bersedia merumuskan rencana aksi yang mencerminkan perubahan kebijakan atau keputusan politik.
"Dan dapat dijalankan secara simultan dan komprehensif," ungkapnya.
Baca juga: Fungsi TNI Menangani Kelompok Separatis Papua Dinilai Harus Ditingkatkan |
Ia mengatakan pemerintah dapat mengakhiri separatisme bersenjata demi keutuhan wilayah menggunakan TNI sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 34 tahun 2004 Pasal 7 ayat 2 huruf (b) angka (1). Pemerintah juga harus melindungi masyarakat, memelihara keamanan dan menegakkan hukum menggunakan Polri.
"Serta memperkuat kepercayaan dan dukungan masyarakat dengan menghadirkan layanan publik," ungkap dia.
Khairul mengatakan program pembangunan yang layak juga perlu dihadirkan melalui perangkat pemerintahan di Papua. Selain itu, pemerintah harus terus meningkatkan propaganda positif dan selalu membuka ruang dialog.
"Penyelesaian konflik apalagi separatisme, pada akhirnya tetaplah merupakan proses politik yang harus disepakati dengan cara duduk bersama," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id