Ketua MPR Zulkifli Hasan menjawab pertanyaan saat wawancara dengan Media Indonesia di kantornya, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Foto: MI/Panca Syurkani.
Ketua MPR Zulkifli Hasan menjawab pertanyaan saat wawancara dengan Media Indonesia di kantornya, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Foto: MI/Panca Syurkani.

Zulhas Ajak Elite Politik Mencontoh Soekarno dan Hamka

Whisnu Mardiansyah • 16 Agustus 2018 10:43
Jakarta: Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan menyinggung soal hingar bingar politik selama Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dalam pidato pembukaan sidang tahunan MPR. Perbedaan politik elite parpol dianggap bukan menjadi alasan untuk bermusuhan. 
 
Perbedaan pandangan dan sikap sejatinya bukan hal yang baru. Zulhas, sapaan Zulkifli, mencontohkan sikap Presiden pertama RI Soekarno dan wakilnya, Mohammad Hatta, memiliki cara pandang berbeda tentang demokrasi. Namun, persahabatan keduanya tetap terjalin erat. 
 
"Padahal berbeda pandangan tak ada titik temunya tentang demokrasi (Bung Karno dan Bung Hatta)," kata Zulhas dalam pidatonya di Ruang Sidang Paripurna Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 16 Agustus 2018. 

Zulhas menambahkan bagaimana kisah keteladanan tokoh Partai Masyumi, Abdul Malik Karim Amrullah alias Buya Hamka. Meski pernah menjadi tahanan politik di era Bung Karno, Buya Hamka tak menganggapnya sebagai alasan untuk tidak menghormati Sang Proklamator. 
 
"Kisah Buya Hamka yang mengimami salat jenazah Bung Karno kendati dulu pernah dipenjarakan. Bagi Buya Hamka perbedaan politik bukan halangan untuk memaafkan," jelas Zulhas. 
 
Baca: Dengan Kerja Bersama, Tingkat Pengangguran Terbuka Terus Turun
 
Sikap dan keteladanan para pendiri bangsa inilah yang seharusnya dicontoh oleh para elite politik saat ini. Jalan menuju kekuasaan bukan berarti menghalalkan segala cara dan memutus tali persaudaraan sesama anak bangsa. 
 
"Pendiri bangsa memberikan keteladanan bahwa pemimpin adalah mengabdi bukan sekadar jalan mencari kuasa seperti Bung Hatta yang tidak mampu membeli sepatu. Atau seperti prinsip yang diajarkan KH Agus Salim (mantan menteri era Soekarno), pemimpin adalah jalan untuk menderita," pungkas dia. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan