Jakarta: Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diminta menjaga muruah sebagai oposisi. Termasuk, dalam mengkritik pemerintah.
Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menyebut AHY sebagai oposisi mesti jadi 'lampu terang' kala kinerja pemerintah meredup. "Biasanya di saat pemerintahan itu 'lampu'-nya agak redup itu, tentu lampu yang lebih terang oposisi, tentu oposisi harus mengritik berdasarkan data yang kuat," ujar Pangi sat dihubungi, Senin, 26 September 2022.
Hal tersebut merespons pernyataan AHY terkait pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berperan 'menggunting pita' pembangunan infrastruktur pemerintahan sebelumnya. Pangi menyebut pernyataan itu perlu didasari data yang kuat terkait pembangunan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Tidak berdasarkan asumsi atau persepsi yang sepihak, nah selama ini cenderung oposisi belum terlalu progres," kata Pangi.
Data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membeberkan SBY membangun jalan tol sepanjang 189,2 kilometer (km) pada 2004-2019.
Sementara itu, Jokowi membangun jalan tol sepanjang 1.762,3 km sejak menjabat pada 2014 hingga saat ini. Kemudian, 750 km jalan tol dibangun dan ditargetkan selesai pada 2024.
Di sisi lain, Pangi menyebut kritik AHY terhadap Jokowi merupakan manuver politik. Khususnya, dalam meningkatkan elektabilitas diri dan partai.
"Tentu saja cara seperti ini untuk meningkatkan elektabilitas AHY atau Demoktat," ujar Pangi.
Namun, dia menegaskan perlunya data akurat untuk mengkritik pembangunan. Data terkait lainnya menunjukkan ada 18 bendungan mulai dibangun di era SBY. Seluruhnya diselesaikan Jokowi.
Adapaun Jokowi memulai pembangunan 12 bendungan sejak menjabat. Akumulasi data memaparkan ada 30 bendungan selesai dibangun di era Jokowi, kemudian 27 bendungan ditargetkan rampung pada 2024.
Jakarta: Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diminta menjaga muruah sebagai oposisi. Termasuk, dalam mengkritik pemerintah.
Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menyebut
AHY sebagai oposisi mesti jadi 'lampu terang' kala kinerja pemerintah meredup. "Biasanya di saat pemerintahan itu 'lampu'-nya agak redup itu, tentu lampu yang lebih terang oposisi, tentu oposisi harus mengritik berdasarkan data yang kuat," ujar Pangi sat dihubungi, Senin, 26 September 2022.
Hal tersebut merespons pernyataan AHY terkait pemerintahan Presiden Joko Widodo (
Jokowi) yang berperan 'menggunting pita' pembangunan
infrastruktur pemerintahan sebelumnya. Pangi menyebut pernyataan itu perlu didasari data yang kuat terkait pembangunan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Tidak berdasarkan asumsi atau persepsi yang sepihak, nah selama ini cenderung oposisi belum terlalu progres," kata Pangi.
Data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membeberkan SBY membangun jalan tol sepanjang 189,2 kilometer (km) pada 2004-2019.
Sementara itu, Jokowi membangun jalan tol sepanjang 1.762,3 km sejak menjabat pada 2014 hingga saat ini. Kemudian, 750 km jalan tol dibangun dan ditargetkan selesai pada 2024.
Di sisi lain, Pangi menyebut kritik AHY terhadap Jokowi merupakan manuver politik. Khususnya, dalam meningkatkan elektabilitas diri dan partai.
"Tentu saja cara seperti ini untuk meningkatkan elektabilitas AHY atau Demoktat," ujar Pangi.
Namun, dia menegaskan perlunya data akurat untuk mengkritik pembangunan. Data terkait lainnya menunjukkan ada 18 bendungan mulai dibangun di era SBY. Seluruhnya diselesaikan Jokowi.
Adapaun Jokowi memulai pembangunan 12 bendungan sejak menjabat. Akumulasi data memaparkan ada 30 bendungan selesai dibangun di era Jokowi, kemudian 27 bendungan ditargetkan rampung pada 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)