Kepala Lembaga Biomolekuler Eijkman Institute Amin Soebandrio. Medcom.id/Theofilus Ifan Sucipto
Kepala Lembaga Biomolekuler Eijkman Institute Amin Soebandrio. Medcom.id/Theofilus Ifan Sucipto

LBM Eijkman: Negara Tetangga Berminat dengan Vaksin Merah Putih

Fachri Audhia Hafiez • 26 Agustus 2021 13:44
Jakarta: Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio, mengatakan sejumlah negara tertarik dengan pengembangan Vaksin Merah Putih. Vaksin buatan lokal tersebut saat ini terus dikembangkan.
 
"Sudah ada signal-signal dari beberapa negara tetangga yang berminat untuk ikut dalam uji klinik fase tiga dari Vaksin Merah Putih," kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio, kepada Medcom.id, Kamis, 26 Agustus 2021.
 
Namun, Amin masih merahasiakan negara yang melirik vaksin hasil pengembangan LBM Eijkman itu. Menurut dia, memang ada rencana Vaksin Merah Putih diekspor ke beberapa negara.

"Untuk itu kita harus menyiapkan vaksin ini dengan memenuhi standar internasional, enggak bisa diatur sendiri. Sehingga, kita betul-betul mengikuti prosedur internasional," ujar Amin.
 
Pihaknya juga belum bekerja sama dengan otoritas luar negeri untuk menjamin khasiat vaksin. Saat ini, LBM Eijkman masih sebatas kerja sama dengan PT Bio Farma.
 
"Sementara ini masih dengan Bio Farma saja dulu. Nanti soal distribusi dan sebagainya Bio Farma yang akan mengatur," terang Amin.
 
Vaksin Merah Putih segera memasuki uji praklinik pada hewan mamalia. Uji klinik vaksin fase satu rencananya dimulai akhir 2021 atau awal 2022.
 
Tahapan uji klinik fase satu hingga tiga diharapkan rampung dalam waktu kurang dari delapan bulan. Sehingga, Vaksin Merah Putih Eijkman bisa segera mendapat Emergency Use Authorization (EUA) atau izin darurat penggunaan darurat sebelum September 2022.
 
Normalnya, kata Amin, uji klinik bisa memakan waktu 5-10 tahun. Pada masa pandemi fase uji klinik memakan waktu enam bulan.
 
Namun, bukan berarti harus menunggu fase sebelumnya berakhir untuk memulai fase uji klinik berikutnya. Amin mencontohkan tahapan uji klinik fase kedua bisa dimulai ketika uji klinik fase satu sudah terlihat perkembangannya.
 
"Bisa dilakukan secara paralel. Fase satu selesai 50 persen, kalau hasilnya bagus, fase dua sudah bisa mulai. Fase dua selesai 50 persen, fase ketiga sudah mulai. Makanya diperkirakan 8-9 bulan uji klinik fase 1-3," terang Amin.
 
Vaksin Merah Putih dikembangkan oleh sejumlah lembaga dalam negeri. Antara lain LBM Eijkman, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Airlangga.
 
(Baca: Vaksin Merah Putih Eijkman Ditargetkan dapat EUA Sebelum September 2022)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan