Ilustrasi: Massa melakukan aksi damai untuk Palestina di depan Gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta. Foto: Antara/Rivan Awal Lingga.
Ilustrasi: Massa melakukan aksi damai untuk Palestina di depan Gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta. Foto: Antara/Rivan Awal Lingga.

Pertemuan Perwakilan NU dengan Dubes AS

Damar Iradat • 09 Desember 2017 16:04
Jakarta: Empat perwakilan dari Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU (LKKNU), Wahid Foundation, dan Jaringan GUSDURian menemui Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R Donovan Jr pada Jumat, 8 Desember 2017. Mereka membahas klaim Presiden Donald Trump atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
 
Muslimat NU diwakili oleh Mursyidah Tohir, LKKNU oleh Alissa Wahid, Jaringan GUSDURian oleh Alamsyah Ja’far, sedangkan Wahid Foundation oleh Tata. Mereka tercatat sebagai organisasi masyarakat (ormas) dan lembaga pertama yang diterima langsung Dubes Donovan.
 
Mereka menyampaikan secara khusus aspirasi umat Islam Indonesia terkait isu Palestina. Pada pertemuan itu, para Nahdliyyin ini fokus memaparkan kecamannya terhadap kebijakan Presiden Trump yang dianggap telah melukai nalar dan hati umat Islam sedunia.

Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid menyebut ada beberapa poin yang disampaikan kepada Donovan. Pertama, mereka keberatan dengan kebijakan AS atas Yerusalem, yang jelas-jelas bertentangan dengan sejumlah resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
 
Mereka meminta Presiden Trump untuk meninjau ulang keputusan tersebut. Kebijakan itu, kata Yenny, bakal memicu ketegangan di negara-negara berpenduduk muslim, termasuk Indonesia. Hal ini juga mengganggu proses perdamaian yang berlangsung di Yerusalem.
 
Kedua, keputusan Trump dianggap sebagai langkah ceroboh dan tergesa-gesa karena lebih didasarkan pertimbangan domestik AS ketimbang pertimbangan yang luas dan matang. Apalagi, kebijakan itu tidak mencerminkan dukungan luas dari masyarakat AS.
 
"Ketiga, menyampaikan kembali gagasan dan sikap Gus Dur (Presiden ke-5 Abdurrahman Wahid) terkait kemerdekaan Palestina dengan usulan two state solution (dua negara untuk dua warga) sebagai opsi solusi konflik Israel-Palestina," kata Yenny dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 9 Desember 2017.
 
Selain diplomasi langsung dengan Dubes AS, ratusan warga NU dan sejumlah elemen masyarakat juga menggelar aksi turun ke jalan pada Jumat kemarin untuk menegaskan dukungan kepada rakyat Palestina. Mereka membentangkan spanduk dan poster berisi kecaman terhadap Presiden Trump yang telah melukai dan menyulut amarah umat Islam.
 
Menurut Yenny, aksi turun ke jalan dan pertemuan dengan Dubes Donovan adalah strategi berlapis NU dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Aksi turun ke jalan diperlukan untuk menunjukkan solidaritas terhadap rakyat Palestina.
 
Baca: Pemerintah Diminta Buat Perwakilan untuk Palestina di Yerusalem
 
"Namun, kami juga melakukan strategi informal diplomacy, yakni bertemu langsung dengan Dubes AS untuk menyampaikan sikap dan keberatan atas keputusan Presiden Trump. Lewat pertemuan langsung dengan perwakilan resmi negara AS, kami memastikan bahwa suara mayoritas masyarakat Muslim Indonesia telah sampai ke pemerintah AS,” jelas Yenny.
 
Yenny mengaku tidak ikut bergabung dalam pertemuan dengan Dubes Donovan. Di saat bersamaan, ia sedang berada di Bahrain untuk menghadiri Manama Dialogue, pertemuan strategis yang membahas isu-isu terkini di Timur Tengah dan dunia. Isu yang dibahas salah satunya pernyataan kontroversial Trump terkait Yerusalem.
 
”Saya rencananya akan satu panel dengan menteri luar negeri Irak dan Pangeran Turki bin Faisal dari Saudi Arabia,” tutur Yenny.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan