Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong Indonesia dan Papua Nugini memiliki perjanjian kerja sama investasi. Perjanjian tersebut mesti komprehensif dengan mencakup segala aspek.
"Saya berpandangan pentingnya pembentukan perjanjian investasi bilateral untuk memfasilitasi dan memberikan keamanan bagi para investor kedua negara," ujar Jokowi saat menjamu Perdana Menteri Papua Nugini James Marape di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis, 31 Maret 2022.
Kepala Negara optimistis peluang usaha terbuka lebar jika perjanjian investasi telah diteken. Contohnya, investasi terkait konektivitas kedua negara.
Jokowi ingin Indonesia dan Papua Nugini memiliki sistem konektivitas yang baik dan lancar di darat, laut, dan udara. Hal tersebut dibutuhkan guna mempermudah keluar masuk arus orang dan barang.
Baca: Indonesia Kembali Buka Perbatasan dengan Papua Nugini
"Saya berharap akan terbuka peluang bagi perusahaan-perusahaan konstruksi Indonesia untuk membangun sarana konektivitas dan infrastruktur di Papua Nugini," kata Jokowi.
Tidak hanya di bidang infrastruktur, Jokowi menawarkan upaya penguatan kemitraan di sektor kesehatan. Ada banyak perusahaan farmasi di Tanah Air yang siap memasarkan produk ke negara tetangga itu.
"Indonesia siap mendukung upaya Papua Nugini memperkuat ketahanan nasionalnya di bidang kesehatan. Perusahaan farmasi Indonesia menunjukkan minat untuk masuk memasarkan produk ke pasar Papua Nugini," kata Jokowi.
Kepala Negara mendorong penguatan kerja sama militer kedua negara. Hal tersebut diwujudkan melalui kerja sama di bidang industri pertahanan.
Jokowi bakal menugaskan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, Menteri Energi dan Sumber Daya Minera (ESDM) Arifin Tasrif, dan Menteri Perdagangan M Lutfi untuk menindaklanjuti hal tersebut. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) juga digandeng melakukan kerja sama perdagangan dan investasi dengan Papua Nugini.
Jakarta: Presiden Joko Widodo (
Jokowi) mendorong Indonesia dan Papua Nugini memiliki perjanjian kerja sama investasi. Perjanjian tersebut mesti komprehensif dengan mencakup segala aspek.
"Saya berpandangan pentingnya pembentukan perjanjian
investasi bilateral untuk memfasilitasi dan memberikan keamanan bagi para investor kedua negara," ujar Jokowi saat menjamu Perdana Menteri Papua Nugini James Marape di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis, 31 Maret 2022.
Kepala Negara optimistis peluang usaha terbuka lebar jika perjanjian investasi telah diteken. Contohnya, investasi terkait konektivitas kedua negara.
Jokowi ingin
Indonesia dan Papua Nugini memiliki sistem konektivitas yang baik dan lancar di darat, laut, dan udara. Hal tersebut dibutuhkan guna mempermudah keluar masuk arus orang dan barang.
Baca:
Indonesia Kembali Buka Perbatasan dengan Papua Nugini
"Saya berharap akan terbuka peluang bagi perusahaan-perusahaan konstruksi Indonesia untuk membangun sarana konektivitas dan infrastruktur di Papua Nugini," kata Jokowi.
Tidak hanya di bidang infrastruktur, Jokowi menawarkan upaya penguatan kemitraan di
sektor kesehatan. Ada banyak perusahaan farmasi di Tanah Air yang siap memasarkan produk ke negara tetangga itu.
"Indonesia siap mendukung upaya Papua Nugini memperkuat ketahanan nasionalnya di bidang kesehatan. Perusahaan farmasi Indonesia menunjukkan minat untuk masuk memasarkan produk ke pasar Papua Nugini," kata Jokowi.
Kepala Negara mendorong penguatan kerja sama militer kedua negara. Hal tersebut diwujudkan melalui kerja sama di bidang industri pertahanan.
Jokowi bakal menugaskan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, Menteri Energi dan Sumber Daya Minera (ESDM) Arifin Tasrif, dan Menteri Perdagangan M Lutfi untuk menindaklanjuti hal tersebut. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) juga digandeng melakukan kerja sama perdagangan dan investasi dengan Papua Nugini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)