Jakarta: Teknologi dinilai berperan penting untuk meningkatkan produksi pertanian. Peningkatan teknologi bisa membuka peluang Indonesia meraih swasembada pangan, khususnya beras.
"Jangan harap lagi dari perluasan sawah, karena perluasan (lahan atau sawah) butuh pengairan juga," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla saat wawancara khusus bersama Medcom.id dan Media Indonesia di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin, 15 Oktober 2018.
Kalla mengatakan penambahan lahan pertanian tak mungkin dilakukan di Pulau Jawa. Meskipun Pulau Jawa memiliki potensi pengairan untuk cakupan lahan yang luas.
Menurutnya, perluasan lahan bisa dilakukan di Pulau Kalimantan. Namun, Kalimantan memiliki masalah dengan pengairan. "Kalau hanya satu kali tanam, orang tidak bisa hidup dengan baik, mesti dua kali (masa tanam)," kata Kalla.
Mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat itu menambahkan, Indonesia pernah mencapai swasembada pangan saat dirinya menjadi Wakil Presiden mendampingi Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono di periode 2004-2009.
"Kita otomatis swasembada, kita impor sedikit sekali itu hanya beras khusus, 100 ribu ton," kata Kalla.
Baca: Bulog Pastikan Stok Beras Cukup hingga Juni 2019
Tapi seiring waktu, populasi penduduk terus bertambah. Kalla menyebut pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,5 persen dari total penduduk. Pertambahan penduduk berbanding lurus dengan pengurangan lahan pertanian.
"Lahan berkurang 1,5 persen dari jumlah lahan 9 juta hektare itu," jelas Kalla.
Lahan berkurang karena pembangunan pemukiman, pabrik, dan sentra ekonomi. Kalla mencontohkan pemandangan yang bisa dilihat jika berkendara ke arah timur Pulau Jawa.
"Itu kan bekas sawah semua. Jadi kita tidak bisa bicara seperti itu, yang bisa ialah kalau kita sekarang punya panen 5 juta sampai 5,5 juta ton per hektare maka harus 6 juta atau 7 juta ton, itu bisa kalau teknologi diperbaiki," jelas Kalla.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/GNGM6wrk" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Teknologi dinilai berperan penting untuk meningkatkan produksi pertanian. Peningkatan teknologi bisa membuka peluang Indonesia meraih swasembada pangan, khususnya beras.
"Jangan harap lagi dari perluasan sawah, karena perluasan (lahan atau sawah) butuh pengairan juga," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla saat wawancara khusus bersama
Medcom.id dan
Media Indonesia di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin, 15 Oktober 2018.
Kalla mengatakan penambahan lahan pertanian tak mungkin dilakukan di Pulau Jawa. Meskipun Pulau Jawa memiliki potensi pengairan untuk cakupan lahan yang luas.
Menurutnya, perluasan lahan bisa dilakukan di Pulau Kalimantan. Namun, Kalimantan memiliki masalah dengan pengairan. "Kalau hanya satu kali tanam, orang tidak bisa hidup dengan baik, mesti dua kali (masa tanam)," kata Kalla.
Mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat itu menambahkan, Indonesia pernah mencapai swasembada pangan saat dirinya menjadi Wakil Presiden mendampingi Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono di periode 2004-2009.
"Kita otomatis swasembada, kita impor sedikit sekali itu hanya beras khusus, 100 ribu ton," kata Kalla.
Baca: Bulog Pastikan Stok Beras Cukup hingga Juni 2019
Tapi seiring waktu, populasi penduduk terus bertambah. Kalla menyebut pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,5 persen dari total penduduk. Pertambahan penduduk berbanding lurus dengan pengurangan lahan pertanian.
"Lahan berkurang 1,5 persen dari jumlah lahan 9 juta hektare itu," jelas Kalla.
Lahan berkurang karena pembangunan pemukiman, pabrik, dan sentra ekonomi. Kalla mencontohkan pemandangan yang bisa dilihat jika berkendara ke arah timur Pulau Jawa.
"Itu kan bekas sawah semua. Jadi kita tidak bisa bicara seperti itu, yang bisa ialah kalau kita sekarang punya panen 5 juta sampai 5,5 juta ton per hektare maka harus 6 juta atau 7 juta ton, itu bisa kalau teknologi diperbaiki," jelas Kalla.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)