Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sinyak dan diprediksi bergabung dengan Partai Golkar. Hal ini dapat dilihat saat Jokowi berkunjung ke Jepang pada 16 Desember 2023.
Jokowi terlihat memakai dasi berwarna kuning. Selain simbol-simbol tersebut, Direktur Eksekutif Politika Research and Consulting (PRC), Rio Prayogo, mengungkap sejumlah hitung-hitungan politik yang menjadi pertimbangan Jokowi
Salah satunya, menjaga keseimbangan kekuasaan dengan calon presiden Prabowo Subianto. Tujuan lainnya, agenda politik jangka pendek milik Jokowi tetap dapat dijalankan di pemerintahan Prabowo.
“Dia (Jokowi) harus punya instrumen partai politik. Agar agenda-agenda Jokowi pasca tidak menjadi presiden itu tetap bisa jadi perhatian, jadi concern dari Prabowo, paling tidak harus dilaksanakan. IKN misalnya,” kata Rio dikutip dari Berita Pemilu di Metro TV, Rabu, 28 Februari 2024.
Besarnya peluang Partai Golkar dipilih sebagai tempat Jokowi berlabuh salah satunya melihat perolehan suara yang lebih besar dibanding partai Prabowo Subianto, Partai Gerindra. Golkar bisa menjadi instrumen yang mempermudah komunikasi antara Jokowi dan Prabowo.
“Jokowi tidak bisa hanya berbekal diam memberikan dukungan atau endorsement politik yang luar biasa kepada Prabowo, lantas bisa mengatur Prabowo Subianto karena terlalu banyak cita-cita Prabowo mungkin saja berbeda dengan Jokowi,” lanjut Rio.
Dia menyebut Jokowi harus menjadi ketua umum atau posisi elit lain di Partai Golkar harus sebelum pemerintahannya lengser. Jika tidak, Jokowi akan sulit mendapat porsi di Partai Beringin. (Keizya Ham)
Jakarta: Presiden Joko Widodo (
Jokowi) memberikan sinyak dan diprediksi bergabung dengan
Partai Golkar. Hal ini dapat dilihat saat Jokowi berkunjung ke Jepang pada 16 Desember 2023.
Jokowi terlihat memakai dasi berwarna kuning. Selain simbol-simbol tersebut, Direktur Eksekutif Politika Research and Consulting (PRC), Rio Prayogo, mengungkap sejumlah hitung-hitungan politik yang menjadi pertimbangan Jokowi
Salah satunya, menjaga keseimbangan kekuasaan dengan calon presiden Prabowo Subianto. Tujuan lainnya, agenda politik jangka pendek milik Jokowi tetap dapat dijalankan di pemerintahan Prabowo.
“Dia (Jokowi) harus punya instrumen partai politik. Agar agenda-agenda Jokowi pasca tidak menjadi presiden itu tetap bisa jadi perhatian, jadi concern dari Prabowo, paling tidak harus dilaksanakan. IKN misalnya,” kata Rio dikutip dari Berita Pemilu di
Metro TV, Rabu, 28 Februari 2024.
Besarnya peluang Partai Golkar dipilih sebagai tempat Jokowi berlabuh salah satunya melihat perolehan suara yang lebih besar dibanding partai Prabowo Subianto, Partai Gerindra. Golkar bisa menjadi instrumen yang mempermudah komunikasi antara Jokowi dan Prabowo.
“Jokowi tidak bisa hanya berbekal diam memberikan dukungan atau endorsement politik yang luar biasa kepada Prabowo, lantas bisa mengatur Prabowo Subianto karena terlalu banyak cita-cita Prabowo mungkin saja berbeda dengan Jokowi,” lanjut Rio.
Dia menyebut Jokowi harus menjadi ketua umum atau posisi elit lain di Partai Golkar harus sebelum pemerintahannya lengser. Jika tidak, Jokowi akan sulit mendapat porsi di Partai Beringin.
(Keizya Ham) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)