Presiden Joko Widodo. Foto: Biro Pers Setpres.
Presiden Joko Widodo. Foto: Biro Pers Setpres.

Presiden: Kita Wajib Bersyukur Bisa Mengendalikan Covid-19 Tanpa Lockdown

Andhika Prasetyo • 01 Februari 2023 11:22
Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh masyarakat Indonesia bersyukur atas semua kinerja dan capaian baik yang diraih selama masa pandemi. Jokowi menyebut kondisi kesehatan dan ekonomi Indonesia sudah jauh lebih baik dari banyak negara lain di dunia, yang masih berjuang keras melawan penyebaran virus.
 
"Kita ini sering lupa bersyukur. Kalau kita ingat 2020, kemudian 2021, kemudian 2022, wajib hukumnya kita bersyukur karena kita bisa mengendalikan covid-19 dengan baik dan akhir tahun kemarin PPKM sudah dicabut," ujar Jokowi di Mandiri Investment Forum 2023 di Jakarta, Rabu, 1 Februari 2023.
 
Menoleh ke belakang, Jokowi mengatakan pemerintah sangat gugup ketika penyebaran virus baru dimulai. Tidak ada satu negara pun yang bisa dijadikan contoh dalam mengendalikan pandemi.

"Negara-negara dunia tidak pernah punya pengalaman menghadapi pandemi seperti ini. Mau belajar ke siapa, tidak ada yang bisa. Pakemnya seperti apa tidak ada. Standarnya seperti apa tidak ada. Semua gugup," tutur dia.
 
Tidak hanya kesehatan masyarakat yang ambruk, perekonomian nasional juga tersungkur. Pertumbuhan ekonomi 2022 minus 2,07 persen, yang terendah sejak 1998
 
"Mengendalikan kesehatan saja sudah sulit, ini ditambah ekonomi. Bukan hal yang mudah. Tidak pernah tidur kita. Pak Airlangga (Menko Perekonomian Airlangga Hartarto), Pak Luhut (Menko Marives Luhut Binsar Panjaitan, Pak Erick Thohir (Menteri BUMN), untung tidak sampai kurus badannya," tutur Kepala Negara.
 

Baca: WHO: Covid-19 Masih Jadi Darurat Kesehatan Global


Kepala Negara mengungkapkan kunci utama untuk bisa bangkit dari semua tekanan itu ialah cepat mengambil kebijakan yang tepat. Ia bersyukur tidak pernah menerapkan lockdown seperti banyak negara lain di dunia.
 
Kalkulasi pemerintah, kata Jokowi, dalam tiga pekan kerusuhan kemungkinan besar pecah jika lockdown dilakukan. Itu terjadi karena masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah, tidak lagi memiliki tabungan dan stok bahan makaman untuk bertahan.
 
"Kalau kita survei satu ruangan ini pasti minta lockdown, terutama yang menengah ke atas. Para menteri juga sama, 80 persen minta lockdown. Tapi kan kita harus hitung masyarakat yang di bawah. Begitu lockdown, tiga minggu pasti sudah rusuh karena tabungan, stok bahan makanan tidak bisa lebih dari itu," jelas mantan wali kota Surakarta tersebut.
 
"Meski kita gagap gugup tapi saya masih tenang dan bisa memutuskan dan alhamdulillah tidak keliru. Jadi kita harus bersukur karena sekarang pandemi bisa kita kendalikan tanpa lockdown," ucap Jokowi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan