Ketua DPP Partai NasDem bidang Perempuan dan Anak Amelia Anggraini. Foto: Dok NasDem
Ketua DPP Partai NasDem bidang Perempuan dan Anak Amelia Anggraini. Foto: Dok NasDem

NasDem Minta Kemenkes Ambil Langkah Mitigasi Komprehensif Atasi Gagal Ginjal Akut

Putra Ananda • 22 Oktober 2022 12:55
Jakarta: Partai NasDem meminta Kementerian Kesheatan melakukan langkah mitigasi kasus gagal ginjal akut secara komprehensif. Mitigasi dimaksud yakni menyisir seluruh fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia untuk mendapatkan data anak penderita gagal ginjal akut yang akurat.
 
"Mendeteksi sumber masalah penyebab gagal ginjal selain dari obat sirup, penanganan anak-anak yang sedang berjuang sembuh, hingga pembenahan tata kelola pharmacology dalam negerim," ujar Ketua DPP Partai NasDem bidang Perempuan dan Anak Amelia Anggraini melalui keterangan tertulis, Sabtu, 22 Oktober 2022.
 
Ia menekankan gagal ginjal akut sudah masuk kasus luar biasa. Data Kementerian Kesehatan per 21 Oktober 2022, 241 anak kena gagal ginjal akut. Sebanyak 133 di antaranya meninggal dunia dan ada kemungkinan bertambah.

"Mitigasi mutlak perlu dilakukan agar kita mendapatkan solusi yang tepat," ujar Amel, sapaannya.
 
Ia menyebut hingga saat ini hanya 22 provinsi yang positif dengan kasus anak gagal ginjal akut. Berarti, bukan hanya di wilayah yang sudah terlapor, namun juga penambahan berpotensi terjadi di daerah lain yang kini masih nol kasus. 
 
"Kita harus waspada pada semua kondisi. Angka yang sekarang belum final," ungkap dia.
 

Baca: Puskesmas Hingga Posyandu Diminta Gencar Mendeteksi Kasus Gagal Ginjal Akut


Kemenkes dinilai harus menyisir fasilitas kesehatan (faskes) di seluruh Indonesia mulai dari Puskesmas, klinik, dan RSUD. Bahkan, kalau perlu melibatkan kader posyandu karena erat kaitannya dengan anak. 
 
"Hal ini dilakukan agar datanya valid dan cepat tertangani," papar Amel.
 
Pemerintah dinilai harus memastikan juga pasien gagal ginjal akut yang masih berjuang untuk sembuh mendapatkan fasilitas memadai. Hal ini merujuk pada fakta di lapangan bahwa tidak semua wilayah, apalagi yang terpencil, siap menangani pasien gagal ginjal karena terbatasnya jumlah dokter spesialis dan peralatan. 
 
"Dalam kurun waktu beberapa bulan anak dengan gagal ginjal ini meningkat. Kita terutama pemerintah yaitu Kemenkes harus memastikan pasien dapat ditangani dengan baik terutama kasusnya pada anak yang membutuhkan perawatan ekstra," papar dia.
 
Ia berharap pemerintah bekerja cepat dari hulu dan hilirnya. Dari sisi hulunya, Amel menjelaskan perlu adanya riset yang mendalam lagi penyebab gagal ginjal ini selain dari kandungan pada paracetamol sirop. 
 
Risetnya, kata dia, harus komprehensif. Khususnya terkait apakah kandungan Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol sebagai variabel utama penyebab gagal ginjal, atau ada faktor lainnya. 
 
"Dengan kasus ini juga saya ingin bersuara bahwa penataan pharmacology obat dan makanan harus dibenahi. Obat dan makanan yang aman perlu dijamin oleh lembaga yang capable, karena taruhannya nyawa," ujar Amel.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan