Presiden Jokowi saat meninjau vaksinasi terhadap wartawan. Foto: Medcom.id/Wijokongko
Presiden Jokowi saat meninjau vaksinasi terhadap wartawan. Foto: Medcom.id/Wijokongko

Inas Nasrullah: Status Jokowi Presiden, Wajar Disambut Massa

Antara • 28 Februari 2021 06:01
Jakarta: Sambutan luar biasa dari massa saat Joko Widodo (Jokowi) tiba di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT) dinilai wajar. Selain Jokowi adalah presiden, sebagian besar warga NTT memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin saat Pilpres 2019.
 
"Seorang presiden yang dicintai oleh rakyatnya, pasti akan ditunggu kehadiran dengan sangat antusias dalam kondisi apa pun. Sehingga, tidak bisa seenaknya menyalahkan Pak Jokowi yang begitu dicintai oleh rakyat NTT," kata Wakil Ketua Dewan Penasihat Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir, Sabtu, 27 Februari 2021.
 
Inas menambahkan, Jokowi selalu ingin dekat dengan rakyatnya. Hal itu terlihat saat Jokowi menyapa warga melalui jendela mobil. "Wajar saja jika beliau selalu senang dan bersemangat untuk bertemu dengan rakyatnya," ujarnya.

Karena itu, menurut Inas, tim protokoler dan Paspampres harus kerja lebih keras mengingatkan Jokowi tentang pentingnya menghindari kerumunan masyarakat saat ia kunjungan ke daerah. Apalagi saat ini masih di masa pandemi.
 
Inas mengatakan kerumunan massa saat menyambut Jokowi tidak merugikan masyarakat lainnya. Berbeda dengan saat massa menyambut kedatangan Rizieq Shihab di Bandara Soekarno-Hatta, beberapa waktu lalu. 
 
"Peristiwa kerumunan di NTT ini sebenarnya tidak separah kerumunan ketika Rizieq Shihab dijemput oleh pendukungnya di Bandara Soetta. Rizieq sempat berorasi dari atas mobil yang terbuka kapnya, tapi ternyata juga tidak diproses oleh kepolisian," tutur Inas.
 
Meski demikian, Inas berharap peristiwa seperti di NTT tidak terulang. Protokoler dan Paspampres perlu meninjau kembali prosedur operasi standar (SOP) dalam mengatur kunjungan kerja Presiden. "Karena kegiatan tersebut akan terus berkesinambungan," kata Inas.
 
Baca: Polri: Tak Ada Pelanggaran Hukum Dalam Kerumunan NTT
 
Hal senada disampaikan sosiolog Universitas Nasional Sigit Rohadi. "Respons masyarakat terhadap Presiden pasti antusias, apalagi di Indonesia Timur," ujar Sigit.
 
Sigit menilai ada kelemahan pengamanan di tingkat daerah, sehingga warga bisa berkerumunan. Namun, dia menilai kerumunan di NTT dan kerumunan saat Rizieq Shihab menikahkan anaknya berbeda.
 
"Karena Presiden tidak aktif seperti mengundang atau sejenisnya, tapi tetap saja menimbulkan sinisme sebagian masyarakat," ujar Sigit.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan