Jakarta: Pemerintah Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau mengaku dadakan diberitahu wilayahnya jadi lokasi karantina warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Hubei, Tiongkok. Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal menyesalkan keterlambatan informasi itu.
"Memang saya lihat kemarin itu keterlambatan informasi untuk kami ya," kata Abdul Hamid di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 4 Februari 2020.
Hamid menyebut informasi resmi Natuna dijadikan tempat karantina sehari sebelum WNI dari Wuhan dipulangkan. Kepastian itu didapat dari hasil rapat di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Sabtu, 1 Februari 2020. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Natuna Wan Siswandi yang mengikuti rapat tersebut.
"Informasi itu saya dapat dari Pak Sekda. Pertama, itu lihat jelasnya waktu di televisi," ujarnya.
Abdul Hamid menilai wajar jika masyarakat Natuna resah. Terlebih, pemberitaan terkait virus korona cukup mengkhawatirkan. "Kami kan orang pulau ya. Mendengar karantina itu agak kaget," ungkap dia.
Ilustrasi. Foto: Antara/Dok Kemenlu
Menurut Hamid, pemerintah pusat seharusnya bisa memberi informasi beberapa hari sebelumnya. Dengan begitu, Pemkab juga bisa punya waktu menyosialisasikan kepada masyarakat.
"Kalau diberitahu pelan-pelan, sosialisasi, dokter datang memberi tahu, ini begini tidak terlalu apa, masyarakat bisa tenang," ungkapnya.
Abdul mengaku telah mengadukan kekecewaan tersebut. Pemerintah pusat, kata dia, tak bisa mengabari sedari lama karena menunggu izin dari Tiongkok dan waktu evakuasi yang sempit.
Sebanyak 238 WNI dari Wuhan dikarantina di Natuna, Kepulauan Riau. Proses karantina berlangsung selama 14 hari.
Jakarta: Pemerintah Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau mengaku dadakan diberitahu wilayahnya jadi lokasi karantina warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Hubei, Tiongkok. Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal menyesalkan keterlambatan informasi itu.
"Memang saya lihat kemarin itu keterlambatan informasi untuk kami ya," kata Abdul Hamid di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 4 Februari 2020.
Hamid menyebut informasi resmi Natuna dijadikan tempat karantina sehari sebelum WNI dari Wuhan dipulangkan. Kepastian itu didapat dari hasil rapat di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Sabtu, 1 Februari 2020. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Natuna Wan Siswandi yang mengikuti rapat tersebut.
"Informasi itu saya dapat dari Pak Sekda. Pertama, itu lihat jelasnya waktu di televisi," ujarnya.
Abdul Hamid menilai wajar jika masyarakat Natuna resah. Terlebih, pemberitaan terkait virus korona cukup mengkhawatirkan. "Kami kan orang pulau ya. Mendengar karantina itu agak kaget," ungkap dia.
Ilustrasi. Foto: Antara/Dok Kemenlu
Menurut Hamid, pemerintah pusat seharusnya bisa memberi informasi beberapa hari sebelumnya. Dengan begitu, Pemkab juga bisa punya waktu menyosialisasikan kepada masyarakat.
"Kalau diberitahu pelan-pelan, sosialisasi, dokter datang memberi tahu, ini begini tidak terlalu apa, masyarakat bisa tenang," ungkapnya.
Abdul mengaku telah mengadukan kekecewaan tersebut. Pemerintah pusat, kata dia, tak bisa mengabari sedari lama karena menunggu izin dari Tiongkok dan waktu evakuasi yang sempit.
Sebanyak
238 WNI dari Wuhan dikarantina di Natuna, Kepulauan Riau. Proses karantina berlangsung selama 14 hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)