Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmanto Juwana. Medcom.id/Candra
Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmanto Juwana. Medcom.id/Candra

Perang Rusia-Ukraina Dinilai Bergeser ke Indonesia

Candra Yuri Nuralam • 27 Maret 2022 12:32
Jakarta: Indonesia dinilai sudah menjadi medan perang antara Rusia dan Ukraina. Hal ini terjadi akibat keputusan Indonesia mengundang Rusia ke acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.
 
Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmanto Juwana menjelaskan perang ini bukan cuma soal Rusia dan Ukraina. Amerika Serikat dan NATO ikut berperan dalam perang tersebut hingga menyeret masuk Indonesia melalui KTT G20.
 
"Kalau Ukraina itu sebagai medan perangnya saja, sebenarnya Rusia dan Amerika Serikat, dan NATO-nya ( yang berperang). (Tapi medan perangnya) sekarang sudah bergeser ke Indonesia dan kita bicara masalah ekonomi," kata Hikmanto dalam diskusi Crosscheck by Medcom.id dengan tema 'Konflik Rusia-NATO Bergeser ke Indonesia', Minggu, 27 Maret 2022.

Perang ini dianggap pindah ke Indonesia usai banyak desakan dari negara lain yang menolak Rusia diundang dalam ajang KTT G20. Sedangkan, Indonesia harus tetap mengundang Rusia sebagai anggota KTT G20.
 
"Hari Kamis kemarin memang betul stafsus Menteri Luar Negeri sudah menyampaikan kita akan mengundang semua anggota dari G20 karena ini menjadi preseden," tutur Hikmanto.
 
Baca: Kebijakan Politik Indonesia Terkait Konflik Rusia-Ukraina Dinilai Tepat
 
Pernyataan Indonesia yang tetap mengundang Rusia diyakini sebagai balasan dari permintaan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Biden meminta Indonesia untuk melupakan Rusia sebelum pernyataan undangan itu muncul.
 
"Joe Biden ditanyakan (oleh jurnalis) 'bagaimana ini?' Lalu beliau mengatakan bahwa 'kita sebenarnya minta bahwa Indonesia mempertimbangkan agar tidak mengundang Rusia'," ucap Hikmanto.
 
Penolakan juga dilancarkan Australia yang tak mau satu ruangan bersama Rusia dalam KTT G20. Sementara itu, Tiongkok justru membela Indonesia karena undangan ke Rusia merupakan konferensi ekonomi.
 
"Tiongkok juga sudah mengatakan itu, bagaimana mungkin G20 bicara soal ekonomi tapi meninggalkan rusia," ujar Hikmanto.
 
Dia menilai Indonesia saat ini seperti bidak catur yang dipenuhi negara yang sedang berseteru. Indonesia diharapkan bisa menentukan langkah agar tidak terseret dalam peperangan ini.
 
"Kalau kita pandai membaca ini, maka sekarang bola panas ada di Indonesia," kata Hikmanto.
 
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan, Presiden Vladimir Putin ingin hadir dalam KTT G20 di Indonesia. Namun, kehadirannya tergantung banyak hal, termasuk situasi covid-19.
 
Dia juga berterima kasih kepada Indonesia karena mengambil posisi tegas terhadap keketuaan di G20. Hal ini disampaikan menyusul seruan beberapa anggota agar Rusia dikeluarkan dari kelompok tersebut.
 
Menurut dia, pengusiran Rusia dari G20 dan berbagai forum internasional tidak akan membantu menyelesaikan masalah. Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022, berbagai negara di dunia, terutama Barat, berupaya mengisolasi Moskow dari sistem keuangan hingga organisasi internasional.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan