“Kebijakan Indonesia untuk politik luar negeri bebas aktif sudah sangat tepat, invasi Rusia ke Ukraina menjadi pendorong negara-negara ASEAN untuk bersatu dan tidak membuat ancaman bagi negara mana pun,” kata Evi dalam “Webinar Krisis Rusia-Ukraina: Posisi dan Peran Indonesia & ASEAN” dalam keterangan tertulis, Jumat, 25 Maret 2022.
Evi menyebut dunia perlu membangun sistem keamanan global yang transparan untuk mencegah invasi negara-negara besar. “Kalau kita ingin membangun sistem internasional yang aman, adalah sistem internasional yang seharusnya tidak membiarkan orang seperti Putin (Presiden Rusia Vladimir Putin) mempunyai justifikasi untuk perang," tutur Evi.
Dia menilai Ukraina dan negara-negara anggota NATO serta Amerika Serikat membiarkan Putin mempunyai justifikasi untuk melakukan serangan. Evi berpandangan perlu sistem internasional yang bisa mencegah negara-negara besar, seperti Rusia dan AS memiliki justifikasi untuk melancarkan serangan.
“Oleh karena itu, kita perlu membangun sistem keamanan global atau global architecture yang lebih transparan sehingga tidak menjadi alasan bagi penghasut perang untuk menjustifikasi apa pun tindakan mereka, baik dari sisi keamanan dirinya ataupun stabilitas global,” ujar Evi.
Dosen HI FISIP UI Hariyadi Wirawan mengatakan konflik tersebut merupakan salah satu dari rangkaian peristiwa yang telah berlangsung lama antara Rusia dan Ukraina. Dia menilai sebagai negara besar di dunia, Rusia memiliki berbagai hal penting bagi negara itu untuk menjaga integritas dan kedaulatan, terutama di tengah-tengah perubahan politik dan struktur internasional di dunia.
“Bagi Rusia, persoalannya menjadi lebih sensitif lagi ketika di wilayah perbatasannya banyak negara mencoba untuk melakukan hal-hal yang dianggap oleh Rusia sebagai gangguan keamanan, terutama dengan upaya yang dilakukan oleh Ukraina untuk bergabung dengan NATO,” kata Hariyadi.
Direktur Eropa II Kementerian Luar Negeri Winardi Hanafi mengatakan Indonesia konsisten dengan prinsip bebas aktif dalam menyikapi krisis yang terjadi di Ukraina. Dia menyebut bebas aktif bukan berarti netral aktif.
Tetapi, juga memberikan sumbangan baik dalam bentuk pemikiran maupun bantuan terhadap penyelesaian konflik. Sikap Indonesia juga bukan sekadar mengikuti negara lain, melainkan berkepentingan untuk menyuarakan pentingnya penghormatan terhadap norma hukum internasional.
Winardi mengatakan Indonesia akan terus mendorong penggunaan kekuatan dihentikan. Semua pihak juga didorong dapat menyelesaikan sengketa.
"Tentang perang Rusia dan Ukraina, Indonesia menilai langkah terbaik terhadap situasi tersebut adalah dengan deeskalasi sehingga proses perundingan dapat berjalan lebih efektif dan memungkinkan dibukanya jalur kemanusiaan,” kata Winardi.
Baca: Pengamat UGM: Perang Rusia-Ukraina Ancam Geopolitik dan Geoekonomi Global
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id