Warga beri penghormatan terakhir kepada George Floyd. Foto: AFP
Warga beri penghormatan terakhir kepada George Floyd. Foto: AFP

Polemik Papua Tak Bisa Dibandingkan dengan Kasus George Floyd

Anggi Tondi Martaon • 11 Juni 2020 10:10
Jakarta: Wakil Ketua Komisi I Abdul Kharis Almasyhari mengkritisi pendapat beberapa pihak yang menyamakan polemik Papua dengan kasus kematian George Floyd. Konteks kedua permasalahan tersebut berbeda.
 
"Menurut saya kurang tepat membandingkan kasus Floyd dengan Papua," kata Kharis di Jakarta, Kamis, 11 Juni 2020.
 
Politikus PKS itu menilai polemik Papua lebih pas dikaitkan dengan persoalan disintegrasi, terutama tuntutan kemerdekaan. Sulit menggandengkan rasisme dengan separatisme secara bersamaan.

"Karena terdapat perbedaan konteks sejarah dan kepentingan," kata dia.
 
Baca: Tuntutan untuk Keadilan di Pemakaman George Floyd
 
Menurut dia, isu rasisme di beberapa negara dibangun secara sistemik oleh sistem pemerintahan maupun masyarakat. Dampaknya, terjadi perpecahan di tengah masyarakat dan ketimpangan dari berbagai aspek.
 
"Mulai dari terjadinya pembelahan masyarakat dan ketimpangan ekonomi, politik, dan sosial budaya sehingga rentan dimanipulasi untuk kepentingan-kepentingan jangka pendek dan juga ideologis jangka panjang," kata dia.
 
Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Rerie). Dia menegaskan tidak ada ruang rasisme tumbuh di Indonesia
 
"Saya tidak sependapat bila masalah-masalah yang terjadi di Papua dikaitkan dengan rasisme. Saya menilai pendapat itu tidak proporsional," kata Rerie, sapaan Lestari.
 
Politikus NasDem itu menegaskan permasalahan di Papua bukan karena rasisme. Tetapi lebih kepada tata kelola di berbagai sektor belum berjalan maksimal, termasuk dalam penyelenggaraan pemerintahan.
 
"Bila masih terjadi perbedaan pandangan terkait pembangunan Papua, maka harus dicarikan solusi lewat dialog konstruktif, dalam kerangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ucap dia.
 
Floyd meninggal pada 25 Mei 2020, ketika seorang petugas polisi kulit putih Minneapolis menekan lutut ke lehernya selama hampir sembilan menit. Kematiannya menjadi bagian keretakan hubungan antara komunitas kulit berwarna dan polisi di AS. Insiden itu juga memunculkan protes keras terhadap keadilan dan kebrutalan polisi di AS dan sekitarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan