Jakarta: Dorongan perpanjangan masa jabatan presiden 3 periode kembali digaungkan Ketua MPR Bambang Soesatyo dan Ketua DPD La Nyalla Mataliti. Namun, pimpinan DPR tak latah ikut mendorong wacana ini.
Sikap para elite di parlemen ini mendorong Presidium Pemuda Indonesia (PPI) melakukan aksi dengan semboyan 'Indonesia Gelap'. Ketua Presidium Dian Assafri Nasai menyampaikan Indonesia saat ini sedang gaduh urusan politik yang berdampak pada kesejahteraan rakyat.
"Kami bersama teman-teman PPI, menilai para elitis negeri terlalu sibuk mengurus bagi-bagi peran untuk politik 2024. Hingga masa perpanjangan Presiden RI, yang justru malah mencederai hati rakyat atas amanah UUD 1945 serta mengganggu kinerja pemerataan kesejahteraan untuk rakyat" kata Dian di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 27 Desember 2022.
Menurut Dian, semboyan Indonesia Gelap bukan sekedar gerakan instan saja, tapi akan menjadi tagar se-Indonesia.
"Gerakan yang kami lakukan hari ini, menyoroti kegaduhan politik selama 2022 ini. Dari mulai bagi bagi peran, hingga terhambatnya kesejahteraan untuk rakyat Indonesia sesuai amanah sila ke-5," ujar Dian.
Di kesempatan yang sama, Koordinator Aksi yang juga Bendahara Umum PPI Rusdi Ali Hanafia menyatakan apresiasi terhadap Ketua DPR RI yang tidak latah ikut menyinggung tentang jabatan 3 periode atau masa perpanjangan presiden seperti yang digaungkan dua pimpinan lembaga legistalor lainnya.
"Kami apresiasi Ketua DPR Puan Maharani yang tidak ada respons tentang perpanjangan masa jabatan presiden. Nah inilah, yang menjadi dasar kami untuk gerakan Indonesia Gelap sebagai bentuk atas kegaduhan politik," ujar Rusdi.
Sekjen PPI Samtidar Tomagola mengapresiasi komitmen DPR terhadap kelangsungan kehidupan berdemokrasi dan taat pada konstitusi.
"Di saat yang lain latah menyuarakan amendemen UUD 1945 untuk merubah pasal 7, pasal 22 dan lainnya, Puan tetap tidak bersuara. Ketua DPR RI memiliki nasionalisme yang tinggi untuk mempertahankan harga diri dan kedaulatan bangsa," ungkap Tomagola.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Jakarta: Dorongan perpanjangan
masa jabatan presiden 3 periode kembali digaungkan Ketua MPR Bambang Soesatyo dan Ketua DPD La Nyalla Mataliti. Namun, pimpinan DPR tak latah ikut mendorong wacana ini.
Sikap para elite di parlemen ini mendorong
Presidium Pemuda Indonesia (PPI) melakukan aksi dengan semboyan 'Indonesia Gelap'. Ketua Presidium Dian Assafri Nasai menyampaikan Indonesia saat ini sedang gaduh urusan politik yang berdampak pada kesejahteraan rakyat.
"Kami bersama teman-teman PPI, menilai para elitis negeri terlalu sibuk mengurus bagi-bagi peran untuk politik 2024. Hingga masa perpanjangan
Presiden RI, yang justru malah mencederai hati rakyat atas amanah UUD 1945 serta mengganggu kinerja pemerataan kesejahteraan untuk rakyat" kata Dian di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 27 Desember 2022.
Menurut Dian, semboyan Indonesia Gelap bukan sekedar gerakan instan saja, tapi akan menjadi tagar se-Indonesia.
"Gerakan yang kami lakukan hari ini, menyoroti kegaduhan politik selama 2022 ini. Dari mulai bagi bagi peran, hingga terhambatnya kesejahteraan untuk rakyat Indonesia sesuai amanah sila ke-5," ujar Dian.
Di kesempatan yang sama, Koordinator Aksi yang juga Bendahara Umum PPI Rusdi Ali Hanafia menyatakan apresiasi terhadap Ketua DPR RI yang tidak latah ikut menyinggung tentang jabatan 3 periode atau masa perpanjangan presiden seperti yang digaungkan dua pimpinan lembaga legistalor lainnya.
"Kami apresiasi Ketua DPR Puan Maharani yang tidak ada respons tentang perpanjangan masa jabatan presiden. Nah inilah, yang menjadi dasar kami untuk gerakan Indonesia Gelap sebagai bentuk atas kegaduhan politik," ujar Rusdi.
Sekjen PPI Samtidar Tomagola mengapresiasi komitmen DPR terhadap kelangsungan kehidupan berdemokrasi dan taat pada konstitusi.
"Di saat yang lain latah menyuarakan amendemen UUD 1945 untuk merubah pasal 7, pasal 22 dan lainnya, Puan tetap tidak bersuara. Ketua DPR RI memiliki nasionalisme yang tinggi untuk mempertahankan harga diri dan kedaulatan bangsa," ungkap Tomagola.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)