Jakarta: Pergantian warna pesawat kepresidenan menjadi merah dan putih dinilai tepat. Warna tersebut merupakan identitas Indonesia.
"Justru bagus digantinya menjadi merah putih. Warna yang melambangkan bendera negara kita,” kata Bendahara Umum (Bendum) DPP Partai NasDem Ahmad Sahroni melalui keterangan tertulis, Rabu, 4 Agustus 2021.
Semua pihak diminta tak mempermasalahkan pergantian warna pesawat kepresidenan. Proses tersebut sudah melalui tahap perencanaan yang matang.
Pengecatan ulang pesawat kepresidenan sudah direncanakan sejak 2019. Namun, rencana itu baru direalisasikan pada tahun ini lantaran mengikuti prosedur teknis yang sudah ditetapkan.
"Waktu interval yang ditentukan untuk mengecat ulang, yaitu tujuh tahun sekali, makanya baru bisa dilakukan tahun ini. Jadi memang sudah jelas perencanaannya dan anggarannya sejak 2019, bukan dilakukan secara tiba-tiba," ungkap dia.
Sahroni tak sepakat pelaksanaan prosedur rutin ini dinilai menghamburkan anggaran. Pendanaan tersebut sudah melalui pembahasan antara eksekutif dan legislatif.
Dia juga menyayangkan adanya sejumlah pihak yang menjadikan isu pengecatan pesawat untuk mengkritik pemerintah terkait penanganan pandemi. Menurut dia, kedua isu tersebut tidak memiliki korelasi.
"Jadi kalau mau menyampaikan kritik kan bisa ke isu-isu yang lebih strategis dalam program penanganan covid-19 sendiri. Kalau soal pesawat sih itu kan untuk alasan keamanan. Sesuatu yang tentunya memang jadi perhatian kita semua,” ujar dia.
Baca: Sudah 7 Tahun, Pesawat Kepresidenan Memasuki Perawatan Besar
Pergantian warna pesawat kepresidenan menjadi kontroversi karena dinilai tidak etis dilakukan pada saat ini. Biaya yang dihabiskan juga cukup besar, lebih dari Rp2 miliar.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id