Jakarta: Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA lima kali berturut-turut memprediksi secara jitu pemilihan presiden (pilpres). Pendiri LSI Denny JA, Denny Januar Ali, mengungkapkan hal ini tercapai karena data yang akurat.
“Ini bukan hanya kemenangan LSI Denny JA. Ini kemenangan gagasan yang lebih besar. Yaitu kemenangan Strategi Politik Berbasis Data. Kemenangan Kampanye berbasis riset. Dan Kemenangan Politik Praktis yang dikawinkan dengan Ilmu Pengetahuan," kata Denny JA, Jakarta, Senin, 19 Februari 2024.
Atas pencapaian ini, pendiri LSI Denny JA itu menerima penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID), The Legend Award: Ikut Memenangkan Pilpres Lima Kali Berturut- turut
Denny menjelaskan pihaknya memprediksi pemenang pilpres sejak 2004, 2009, 2014, 2019, dan 2024. Semua prediksinya sesuai dengan hasil akhir dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena data yang akurat.
Data hasil dari survei opini publik yang benar secara ilmiah, kata dia, membantunya menyusun strategi yang efektif dan akurat, memenangkan the heart and the mind of the people.
"Contoh pentingnya data untuk menyusun strategi. Jika kita ibaratkan pemilu presiden itu film layar lebar, ada satu episode penting di sana. Yaitu masuknya Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo. Gibran adalah the game changer," ujar dia.
Pada Agustus 2023, lanjut Denny, jauh hari sebelum putusan MK yang membolehkan Gibran menjadi cawapres, pihaknya sudah mengumumkan hasil survei.
Hasilnya, Prabowo yang dipasangkan dengan Gibran dapat menang dan mengalahkan pasangan manapun. Ada tiga kantong besar suara yang potensial dibawa Gibran
Pertama, pemilih yang puas pada kinerja Presiden Joko Widodo sekitar 80 persen. Kedua, pemilih milenial ke bawah sebesar 50 persen.
Terakhir, suara pemilih Jawa Tengah sebesar 14 persen yang mampu membelah suara calon presiden Ganjar Pranowo.
"Data ini yang saya bawa ke Prabowo dan ke Jokowi. Saya yakinkan Gibran potensial membawa kemenangan jika dipasangkan dengan Prabowo," kata dia.
Masalahnya, kata dia, saat itu UU Pemilu melarang cawapres di bawah usia 40 tahun. Setelah MK mengabulkan gugatan soal batas usia dan Gibran melenggang menjadi cawapres, lanjut dia, kritik dan hujatan pun mengalir.
Serangan keras juga datang dari kubu Ganjar yang menyerang keras Jokowi. Hal ini dinilai yang membuat suara Ganjar merosot.
"Yang terjadi, sejenis abakadabra. Elektabilitas Ganjar justru merosot. Elektabilitas prabowo- Gibran justru menjulang," ujar dia.
Sebelumnya, kata dia, tingkat keterpilihan Ganjar dan Prabowo seimbang di angka 33-35 persen. Setelah Gibran masuk menjadi cawapres, peta elektabilitas berubah drastis.
Prabowo- Gibran melonjak ke atas 40 persen dan Ganjar-Mahfud merosot ke bawah 27 persen. "Ini hanyalah contoh pentingnya politik yang dikawinkan dengan data. Menjadi presiden di hari ini, jika ingin menang pemilu memang harus beradaptasi," kata dia.
Jakarta: Lingkaran
Survei Indonesia (LSI) Denny JA lima kali berturut-turut memprediksi secara jitu pemilihan presiden (
pilpres). Pendiri LSI Denny JA, Denny Januar Ali, mengungkapkan hal ini tercapai karena data yang akurat.
“Ini bukan hanya kemenangan LSI Denny JA. Ini kemenangan gagasan yang lebih besar. Yaitu kemenangan Strategi Politik Berbasis Data. Kemenangan Kampanye berbasis riset. Dan Kemenangan Politik Praktis yang dikawinkan dengan Ilmu Pengetahuan," kata Denny JA, Jakarta, Senin, 19 Februari 2024.
Atas pencapaian ini, pendiri LSI Denny JA itu menerima penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID), The Legend Award: Ikut Memenangkan Pilpres Lima Kali Berturut- turut
Denny menjelaskan pihaknya memprediksi pemenang pilpres sejak 2004, 2009, 2014, 2019, dan 2024. Semua prediksinya sesuai dengan hasil akhir dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena data yang akurat.
Data hasil dari survei opini publik yang benar secara ilmiah, kata dia, membantunya menyusun strategi yang efektif dan akurat, memenangkan the heart and the mind of the people.
"Contoh pentingnya data untuk menyusun strategi. Jika kita ibaratkan pemilu presiden itu film layar lebar, ada satu episode penting di sana. Yaitu masuknya Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo. Gibran adalah
the game changer," ujar dia.
Pada Agustus 2023, lanjut Denny, jauh hari sebelum putusan MK yang membolehkan Gibran menjadi cawapres, pihaknya sudah mengumumkan hasil survei.
Hasilnya, Prabowo yang dipasangkan dengan Gibran dapat menang dan mengalahkan pasangan manapun. Ada tiga kantong besar suara yang potensial dibawa Gibran
Pertama, pemilih yang puas pada kinerja Presiden Joko Widodo sekitar 80 persen. Kedua, pemilih milenial ke bawah sebesar 50 persen.
Terakhir, suara pemilih Jawa Tengah sebesar 14 persen yang mampu membelah suara calon presiden Ganjar Pranowo.
"Data ini yang saya bawa ke Prabowo dan ke Jokowi. Saya yakinkan Gibran potensial membawa kemenangan jika dipasangkan dengan Prabowo," kata dia.
Masalahnya, kata dia, saat itu UU Pemilu melarang cawapres di bawah usia 40 tahun. Setelah MK mengabulkan gugatan soal batas usia dan Gibran melenggang menjadi cawapres, lanjut dia, kritik dan hujatan pun mengalir.
Serangan keras juga datang dari kubu Ganjar yang menyerang keras Jokowi. Hal ini dinilai yang membuat suara Ganjar merosot.
"Yang terjadi, sejenis abakadabra. Elektabilitas Ganjar justru merosot. Elektabilitas prabowo- Gibran justru menjulang," ujar dia.
Sebelumnya, kata dia, tingkat keterpilihan Ganjar dan Prabowo seimbang di angka 33-35 persen. Setelah Gibran masuk menjadi cawapres, peta elektabilitas berubah drastis.
Prabowo- Gibran melonjak ke atas 40 persen dan Ganjar-Mahfud merosot ke bawah 27 persen. "Ini hanyalah contoh pentingnya politik yang dikawinkan dengan data. Menjadi presiden di hari ini, jika ingin menang pemilu memang harus beradaptasi," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)