Jakarta: Juru bicara Wakil Presiden, Masduki Baidlowi, mengecam keras berita bohong (hoaks) jemaah umrah Indonesia terinveksi virus korona. Kabar bohong itu dinilai telah merugikan negara.
"Orang luar sudah mulai banyak curiga, 'ini benar enggak Indonesia betul-betul tidak terkena korona'. Ketika kita sedang mempertahankan (optimisme), lalu kemudian ada berita-berita hoaks itu sangat-sangat berbahaya," kata Masduki di The Maj Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu, 29 Februari 2020.
Masduki mengingatkan masyarakat berhati-hati menyebarkan informasi. Sebab, kata dia, lebih dari 120 juta dari 267 juta penduduk di Indonesia terbiasa menerima informasi melalui internet.
"Berita itu taruhannya negara ini bangsa Indonesia, bagaimana kita tetap terselamatkan dari virus korona," imbuhnya.
Sejumlah calon jamaah umrah yang batal berangkat ke Jeddah lewat Singapura tiba di Bandara International Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Sumatera Selatan. Foto: Antara/Nova Wahyudi
Masduki berharap masalah jemaah umrah Indonesia cepat terselesaikan. Dia juga ingin semua stakeholder, baik itu negara, maskapai, penyelenggara umrah dan masyarakat mendukung untuk tidak menyebarkan dan percaya terhadap berita bohong.
Sebanyak 18 jemaah umrah asal Palembang dan Makassar diisukan positif terinfeksi virus korona setelah menjalani tes di Madinah. Mereka dikembalikan ke Indonesia. Kabar tersebut dipastikan hoaks.
"Hoaks itu hoaks," kata Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Arfi Hatim, Jumat, 28 Februari 2020.
Baca: Travel Umrah Berharap Kebijakan Arab Saudi Segera Berakhir
Pemerintah Arab Saudi menunda jemaah umrah sementara waktu. Kebijakan diambil untuk mengantisipasi penyebaran virus Covid-19 di tanah Haram tersebut.
Penangguhan masuk ke Arab Saudi dengan visa turis dari negara-negara dengan penyebaran virus Covid-19, seperti Tiongkok, Iran, Italia, Korea, Jepang, Thailand, Malaysia, Indonesia, Pakistan, Afghanistan, Irak, dan Filipina.
Hal ini juga berlaku untuk Singapura, India, Lebanon, Suriah, Yaman, Azerbaijan, Kazakhstan, Uzbekistan, Somalia, Vietnam atau negara lain yang akan menunjukkan lebih banyak kasus virus korona. Prosedur ini bersifat sementara dan harus terus-menerus dievaluasi oleh pihak berwenang.
Jakarta: Juru bicara Wakil Presiden, Masduki Baidlowi, mengecam keras berita bohong (
hoaks) jemaah umrah Indonesia terinveksi virus korona. Kabar bohong itu dinilai telah merugikan negara.
"Orang luar sudah mulai banyak curiga, 'ini benar enggak Indonesia betul-betul tidak terkena korona'. Ketika kita sedang mempertahankan (optimisme), lalu kemudian ada berita-berita hoaks itu sangat-sangat berbahaya," kata Masduki di The Maj Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu, 29 Februari 2020.
Masduki mengingatkan masyarakat berhati-hati menyebarkan informasi. Sebab, kata dia, lebih dari 120 juta dari 267 juta penduduk di Indonesia terbiasa menerima informasi melalui internet.
"Berita itu taruhannya negara ini bangsa Indonesia, bagaimana kita tetap terselamatkan dari virus korona," imbuhnya.
Sejumlah calon jamaah umrah yang batal berangkat ke Jeddah lewat Singapura tiba di Bandara International Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Sumatera Selatan. Foto: Antara/Nova Wahyudi
Masduki berharap masalah jemaah umrah Indonesia cepat terselesaikan. Dia juga ingin semua stakeholder, baik itu negara, maskapai, penyelenggara umrah dan masyarakat mendukung untuk tidak menyebarkan dan percaya terhadap berita bohong.
Sebanyak 18 jemaah umrah asal Palembang dan Makassar diisukan positif terinfeksi virus korona setelah menjalani tes di Madinah. Mereka dikembalikan ke Indonesia. Kabar tersebut dipastikan hoaks.
"Hoaks itu hoaks," kata Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Arfi Hatim, Jumat, 28 Februari 2020.
Baca:
Travel Umrah Berharap Kebijakan Arab Saudi Segera Berakhir
Pemerintah Arab Saudi menunda jemaah umrah sementara waktu. Kebijakan diambil untuk mengantisipasi penyebaran virus Covid-19 di tanah Haram tersebut.
Penangguhan masuk ke Arab Saudi dengan visa turis dari negara-negara dengan penyebaran virus Covid-19, seperti Tiongkok, Iran, Italia, Korea, Jepang, Thailand, Malaysia, Indonesia, Pakistan, Afghanistan, Irak, dan Filipina.
Hal ini juga berlaku untuk Singapura, India, Lebanon, Suriah, Yaman, Azerbaijan, Kazakhstan, Uzbekistan, Somalia, Vietnam atau negara lain yang akan menunjukkan lebih banyak kasus virus korona. Prosedur ini bersifat sementara dan harus terus-menerus dievaluasi oleh pihak berwenang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)