Jakarta: Presiden Joko Widodo meminta kepada siswa SMA Taruna Nusantara untuk tidak khawatir terhadap kemunculan industri 4.0. Ia yakin para siswa bisa ikut dalam perkembangan dunia industri bila mau bersiap diri.
"Kita enggak perlu takut tapi perlu siapkan diri, belajar, berusaha sekeras mungkin agar ambil peluang dari revolusi ini. Kalau enggak siap, enggak bisa ambil peluang," kata Jokowi saat menerima kunjungan siswa SMA Taruna Nusantara di Istana Negara, Jakarta, Senin, 9 April 2018.
Ia mengingatkan para siswa tentang perubahan global yang sangat cepat. Advanced robotic hingga artificial intelligence telah muncul. Pembayaran pun kini sudah beralih ke sistem elektronik.
Menurut riset McKenzie, kata dia, revolusi industri ini dampaknya tiga ribu kali lipat dari revolusi pertama. Untuk itu, ia meminta para siswa untuk berhati-hati menghadapi perubahan akan sangat cepat itu.
"Yang bisa antisipasi dan bersiap diri sambut ini siapa? Saudara-saudara yang akan pegang pimpinan baik di tingkat kabupaten, kota provinsi, nasional, manajerial perusahaan, itu saudara, bukan yang lain," ujar dia.
Ia mengatakan perubahan ini telah dilakukan beberapa negara. Salah satunya Singapura. Mereka kini memanfaatkan robot untuk menjadi tukang bersih lantai di Changi Airport.
Baca: Indonesia Berpeluang Merajai Revolusi Industri 4.0
Dubai juga akan membangun 25 persen bangunan barunya pada 20 tahun ke depan memakai teknologi 3D printing. Hal itu untuk mempercepat konstruksi dan lebih efisien.
"Hati-hati hadapi ini. Bangun rumah bisa sehari dan lebih murah. Beberapa hotel juga bereksperimen jasa tertentu dilayani robot. Misalnya room service. Hati-hati. Ini perubahan global yang begitu sangat cepatnya," papar dia.
Ia pun meminta para siswa Taruna Nusantara untuk bersiap diri. Pasalnya, mereka kelak akan menjadi pemimpin negara.
"Sebagai generasi yang nantinya memimpin negara ini, harus tahan banting, tahan uji, tidak cengeng, dan enggak manja apalagi malas, lupakan itu. Kalau ingin jadi negara besar dan kuat ekonominya harus usaha keras, ikhtiar keras," kata dia.
Jakarta: Presiden Joko Widodo meminta kepada siswa SMA Taruna Nusantara untuk tidak khawatir terhadap kemunculan industri 4.0. Ia yakin para siswa bisa ikut dalam perkembangan dunia industri bila mau bersiap diri.
"Kita enggak perlu takut tapi perlu siapkan diri, belajar, berusaha sekeras mungkin agar ambil peluang dari revolusi ini. Kalau enggak siap, enggak bisa ambil peluang," kata Jokowi saat menerima kunjungan siswa SMA Taruna Nusantara di Istana Negara, Jakarta, Senin, 9 April 2018.
Ia mengingatkan para siswa tentang perubahan global yang sangat cepat.
Advanced robotic hingga
artificial intelligence telah muncul. Pembayaran pun kini sudah beralih ke sistem elektronik.
Menurut riset McKenzie, kata dia, revolusi industri ini dampaknya tiga ribu kali lipat dari revolusi pertama. Untuk itu, ia meminta para siswa untuk berhati-hati menghadapi perubahan akan sangat cepat itu.
"Yang bisa antisipasi dan bersiap diri sambut ini siapa? Saudara-saudara yang akan pegang pimpinan baik di tingkat kabupaten, kota provinsi, nasional, manajerial perusahaan, itu saudara, bukan yang lain," ujar dia.
Ia mengatakan perubahan ini telah dilakukan beberapa negara. Salah satunya Singapura. Mereka kini memanfaatkan robot untuk menjadi tukang bersih lantai di Changi Airport.
Baca: Indonesia Berpeluang Merajai Revolusi Industri 4.0
Dubai juga akan membangun 25 persen bangunan barunya pada 20 tahun ke depan memakai teknologi
3D printing. Hal itu untuk mempercepat konstruksi dan lebih efisien.
"Hati-hati hadapi ini. Bangun rumah bisa sehari dan lebih murah. Beberapa hotel juga bereksperimen jasa tertentu dilayani robot. Misalnya room service. Hati-hati. Ini perubahan global yang begitu sangat cepatnya," papar dia.
Ia pun meminta para siswa Taruna Nusantara untuk bersiap diri. Pasalnya, mereka kelak akan menjadi pemimpin negara.
"Sebagai generasi yang nantinya memimpin negara ini, harus tahan banting, tahan uji, tidak cengeng, dan enggak manja apalagi malas, lupakan itu. Kalau ingin jadi negara besar dan kuat ekonominya harus usaha keras, ikhtiar keras," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)