Jakarta: Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) mengatakan gerakan nonblok masih relevan dengan Indonesia. Berbagai tantangan geopolitik dihadapi dengan memprioritaskan perdamaian.
"Indonesia selalu bebas mencari opsi-opsi memungkinkan agar dunia tidak terpilah pertarungan dua blok," kata Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto di Kompleks Media Group, Jakarta Barat, Rabu, 24 Agustus 2022.
Andi mengatakan Indonesia tidak pernah berada di posisi harus memilih bergabung dengan blok tertentu. Misalnya Dialog Keamanan Kuadrilateral (Quad) hingga Pakta Keamanan Australia, Britania Raya, dan Amerika Serikat (Aukus).
"Kita cari opsi lain yang mengedepankan kepemtingan nasional dan biasanya mengandalkan tiga kebijakan sekaligus," papar dia.
Kebijakan pertama, yakni doktrin politik luar negeri bebas aktif. Kemudian mengedepankan penyelesaian yang berujung pada penguatan sentralitas kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
"Lalu yang ketiga adalah mencari solusi teknikal fungsional," ujar dia.
Andi mencontohkan lawatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Rusia dan Ukraina. Kunjungan itu untuk meminimalkan dampak konflik kedua negara pada dunia.
"Mungkin itu berat tapi solusi yang ditawarkan adalah mengantisipasi krisis pangan terutama pasokan gandum dan akhirnya terbuka pada saat panen besar di Rusia," jelas dia.
Jakarta: Lembaga Ketahanan Nasional (
Lemhanas) mengatakan gerakan nonblok masih relevan dengan Indonesia. Berbagai tantangan geopolitik dihadapi dengan memprioritaskan perdamaian.
"Indonesia selalu bebas mencari opsi-opsi memungkinkan agar dunia tidak terpilah pertarungan dua blok," kata Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto di Kompleks Media Group, Jakarta Barat, Rabu, 24 Agustus 2022.
Andi mengatakan Indonesia tidak pernah berada di posisi harus memilih bergabung dengan blok tertentu. Misalnya Dialog Keamanan Kuadrilateral (Quad) hingga Pakta Keamanan Australia, Britania Raya, dan Amerika Serikat (Aukus).
"Kita cari opsi lain yang mengedepankan kepemtingan nasional dan biasanya mengandalkan tiga kebijakan sekaligus," papar dia.
Kebijakan pertama, yakni doktrin politik luar negeri bebas aktif. Kemudian mengedepankan penyelesaian yang berujung pada penguatan sentralitas kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
"Lalu yang ketiga adalah mencari solusi teknikal fungsional," ujar dia.
Andi mencontohkan lawatan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Rusia dan Ukraina. Kunjungan itu untuk meminimalkan dampak
konflik kedua negara pada dunia.
"Mungkin itu berat tapi solusi yang ditawarkan adalah mengantisipasi krisis pangan terutama pasokan gandum dan akhirnya terbuka pada saat panen besar di Rusia," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)