Jakarta: Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), M Nasir Djamil, menuding ada aktor di negara yang menolak kehadiran Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Namun, dia enggan membeberkan aktor yang dimaksud.
“Penolakan-penolakan itu pasti berkorelasi dengan aktor-aktor di negara ini. Tidak mungkin mereka diorganisir secara tidak jelas,” kata Nasir dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Diundang Istana, Mantan Panglima ke Mana?’ Minggu, 15 November 2020.
Nasir enggan menuding secara gamblang pihak Istana Presiden yang menolak KAMI. Namun, dia yakin ada aktor di negara yang terlibat lantaran penolakan terjadi di sejumlah daerah.
Apalagi, kata Nasir, salah satu pentolan KAMI adalah Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo. Dia yakin Gatot tahu aktor tersebut lantaran memiliki kemampuan intelijen dan koneksi saat menjabat sebagai Panglima TNI.
“Kehadiran KAMI ditolak, diintimidasi secara halus, dan pentolan-pentolannya ditangkap pasti ada aktor negara,” ujar anggota Komisi II DPR itu.
Baca: Ketidakhadiran Gatot Dinilai Sebagai Bentuk Protes
Nasir menduga sikap intimidasi itu membuat Gatot enggan datang menerima penghargaan Bintang Mahaputra. Menurut dia, Gatot berhak mengembalikan penghargaan itu ke Istana Presiden.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti, mengatakan penghargaan tersebut tidak bisa dikembalikan ke Istana Presiden. Pasalnya, Bintang Mahaputra diberikan karena jabatan Gatot dan bukan pribadi atau prestasinya.
“Kalau tidak menerima oke, tapi tidak bisa dikembalikan. Presiden tetap mengeluarkan (penghargaan). Kalaupun ditolak, (penghargaannya) dikirim ke Mabes TNI,” terang Ray.
Jakarta: Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), M Nasir Djamil, menuding ada aktor di negara yang menolak kehadiran Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Namun, dia enggan membeberkan aktor yang dimaksud.
“Penolakan-penolakan itu pasti berkorelasi dengan aktor-aktor di negara ini. Tidak mungkin mereka diorganisir secara tidak jelas,” kata Nasir dalam diskusi virtual
Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Diundang Istana, Mantan Panglima ke Mana?’ Minggu, 15 November 2020.
Nasir enggan menuding secara gamblang pihak Istana Presiden yang menolak KAMI. Namun, dia yakin ada aktor di negara yang terlibat lantaran penolakan terjadi di sejumlah daerah.
Apalagi, kata Nasir, salah satu pentolan KAMI adalah Jenderal TNI (Purn)
Gatot Nurmantyo. Dia yakin Gatot tahu aktor tersebut lantaran memiliki kemampuan intelijen dan koneksi saat menjabat sebagai Panglima TNI.
“Kehadiran KAMI ditolak, diintimidasi secara halus, dan pentolan-pentolannya ditangkap pasti ada aktor negara,” ujar anggota Komisi II DPR itu.
Baca: Ketidakhadiran Gatot Dinilai Sebagai Bentuk Protes
Nasir menduga sikap intimidasi itu membuat Gatot enggan datang menerima penghargaan Bintang Mahaputra. Menurut dia, Gatot berhak mengembalikan penghargaan itu ke Istana Presiden.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti, mengatakan penghargaan tersebut tidak bisa dikembalikan ke Istana Presiden. Pasalnya, Bintang Mahaputra diberikan karena jabatan Gatot dan bukan pribadi atau prestasinya.
“Kalau tidak menerima oke, tapi tidak bisa dikembalikan. Presiden tetap mengeluarkan (penghargaan). Kalaupun ditolak, (penghargaannya) dikirim ke Mabes TNI,” terang Ray.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)