Jakarta: Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengatakan penurunan stunting memerlukan kolaborasi seluruh pihak. Kerja sama penting guna mencapai target menurunkan stunting hingga 14 persen pada 2024.
“Perlu dukungan dari semua pemangku kepentingan seperti lintas kementerian/lembaga, mitra pembangunan, profesi, perguruan tinggi, tokoh agama, hingga tokoh masyarakat,” kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto dalam keterangan tertulis, Kamis, 27 Januari 2022.
Agus mengaku upaya menurunkan angka stunting bukan barang mudah. Apalagi, Indonesia masih memikul beban ganda berupa masalah gizi.
“Masih banyak penduduk yang mengalami kekurangan gizi mikro, makro, dan gizi lebih,” papar dia.
Selain itu, pandemi covid-19 menjadi tantangan dalam meningkatkan status gizi anak. Pandemi juga mengakibatkan kondisi kesehatan serta sosial-ekonomi masyarakat terganggu.
“Sehingga percepatan penurunan stunting ini harus dilaksanakan secara holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi,” jelas Agus.
Menurut Agus, kerja sama itu bisa dimulai dari langkah sederhana. Misalnya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan menggencarkan edukasi di tingkat rumah tangga. Termasuk di pos pelayanan terpadu (posyandu) dan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
“Memerangi stunting penting karena masa depan suatu bangsa dan negara terletak kepada kemampuan dalam mempersiapkan SDM yang maju dan berkualitas,” ujar dia.
Baca: Presiden Instruksikan Program Penurunan Stunting Tak Sekadar Seremonial
Jakarta: Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengatakan penurunan
stunting memerlukan kolaborasi seluruh pihak. Kerja sama penting guna mencapai target menurunkan stunting hingga 14 persen pada 2024.
“Perlu dukungan dari semua pemangku kepentingan seperti lintas kementerian/lembaga, mitra pembangunan, profesi, perguruan tinggi, tokoh agama, hingga tokoh masyarakat,” kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto dalam keterangan tertulis, Kamis, 27 Januari 2022.
Agus mengaku upaya menurunkan angka stunting bukan barang mudah. Apalagi, Indonesia masih memikul beban ganda berupa masalah gizi.
“Masih banyak penduduk yang mengalami
kekurangan gizi mikro, makro, dan gizi lebih,” papar dia.
Selain itu, pandemi covid-19 menjadi tantangan dalam meningkatkan status gizi anak. Pandemi juga mengakibatkan kondisi kesehatan serta sosial-ekonomi masyarakat terganggu.
“Sehingga percepatan penurunan stunting ini harus dilaksanakan secara holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi,” jelas Agus.
Menurut Agus, kerja sama itu bisa dimulai dari langkah sederhana. Misalnya meningkatkan kapasitas
sumber daya manusia (SDM) dan menggencarkan edukasi di tingkat rumah tangga. Termasuk di pos pelayanan terpadu (posyandu) dan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
“Memerangi stunting penting karena masa depan suatu bangsa dan negara terletak kepada kemampuan dalam mempersiapkan SDM yang maju dan berkualitas,” ujar dia.
Baca:
Presiden Instruksikan Program Penurunan Stunting Tak Sekadar Seremonial Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(REN)