Jakarta: Partai politik (parpol) dinilai mulai menyadari dampak dari jual isu polarisasi dalam pemilihan umum (pemilu). Kondisi itu merugikan parpol serta kondisi masyarakat luas.
"Mendorong terjadinya polarisasi dalam masyarakat pada dasarnya tidak menguntungkan siapa pun. Tapi merugikan kita semua, rakyat rugi, dan negara juga rugi. Partai pun ikut merugi," kata Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) R Siti Zuhro kepada Medcom.id, Selasa, 14 Juni 2022.
Siti menuturkan gencarnya parpol mencegah polarisasi sebuah langkah awal yang positif untuk menatap Pemilu 2024. Pemilu diharapkan berjalan demokratis tanpa jual isu polarisasi.
"Ini juga bisa dimaknai sebagai tekad parpol-parpol untuk menghadirkan kompetisi yang free and fair, sehat, dan penuh keadaban," ujar Siti.
Baca: Politik Identitas Dianggap Cara Malas Meraih Simpati Masyarakat
Siti mengatakan berdemokrasi sejatinya juga ikut menjaga peradaban yang telah dibangun. Berdemokrasi juga harus memupuk makna dari sila kedua Pancasila, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab.
"Tanpa tujuan ini, kita akan merugi karena tak membangun apa pun dalam proses demokrasi, kecuali melaksanakan pemilu prosedural dengan target memilih penguasa saja," kata Siti.
Jakarta:
Partai politik (parpol) dinilai mulai menyadari dampak dari jual isu polarisasi dalam
pemilihan umum (pemilu). Kondisi itu merugikan parpol serta kondisi masyarakat luas.
"Mendorong terjadinya polarisasi dalam masyarakat pada dasarnya tidak menguntungkan siapa pun. Tapi merugikan kita semua, rakyat rugi, dan negara juga rugi. Partai pun ikut merugi," kata Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) R Siti Zuhro kepada
Medcom.id, Selasa, 14 Juni 2022.
Siti menuturkan gencarnya parpol mencegah polarisasi sebuah langkah awal yang positif untuk menatap
Pemilu 2024. Pemilu diharapkan berjalan demokratis tanpa jual isu polarisasi.
"Ini juga bisa dimaknai sebagai tekad parpol-parpol untuk menghadirkan kompetisi yang
free and fair, sehat, dan penuh keadaban," ujar Siti.
Baca:
Politik Identitas Dianggap Cara Malas Meraih Simpati Masyarakat
Siti mengatakan berdemokrasi sejatinya juga ikut menjaga peradaban yang telah dibangun. Berdemokrasi juga harus memupuk makna dari sila kedua Pancasila, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab.
"Tanpa tujuan ini, kita akan merugi karena tak membangun apa pun dalam proses demokrasi, kecuali melaksanakan pemilu prosedural dengan target memilih penguasa saja," kata Siti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)