Wakil Presiden Jusuf Kalla. Foto: Antara.
Wakil Presiden Jusuf Kalla. Foto: Antara.

Kalla: Bedakan Keimanan dan Kehidupan Berbangsa

Antara • 05 Juni 2017 08:01
medcom.id, Tokyo: Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta masyarakat Indonesia untuk membedakan masalah keimanan dan kehidupan berbangsa-negara. Dia menyebut, agama apa pun dianggap paling benar oleh pemeluknya tetapi tetap harus menghormati pemeluk agama lain.
 
"Tapi kalau berbicara tentang berbangsa dan negara, harus kita bedakan karena ada prinsip lakum dinukum waliyadin," kata Wapres saat berceramah usai Salat Tarawih di Masjid Indonesia Tokyo, Meguro, Tokyo, Jepang, Minggu 4 Juni 2017.
 
Menurut Wapres, ayat Alquran Surat Alkafirun Ayat 6, "lakum dinukum waliyadin" yang berarti "bagimu agamamu, bagiku agamaku" harus menjadi dasar semua umat Islam untuk menghormati pemeluk agama lain. Publik harus saling menghargai sebagai bagian dari kehidupan berbangsa dan bernegara.

Wapres juga menggarisbawahi bila umat muslim harus ingat Islam masuk ke Indonesia dengan damai melalui ulama dan para pedagang tidak seperti di Timur Tengah. Cara-cara damai itu pun harus dijaga selamanya.
 
"Kita di Indonesia, mayoritas Islam, muslim, tapi berbicara tourism yang paling dikenal Bali, Borobudur, Hindu dan Buddha. Kalau di Timur Tengah saya kira sudah lebur itu. Tapi di sini tidak. Nah, semangat ini yang harus kita pertahankan sendiri," kata dia. 
 
Kalla tak ingin Indonesia seperti Irak, Suriah, dan Iran yang bertengkar terus dengan Arab Saudi. "Sehingga yang sering saya katakan Rasulullah hijrah ke Madinah supaya lebih damai. Sekarang terbalik, orang-orang Arab hijrah ke Eropa untuk mencari kedamaian," lanjut JK.
 
Baca: Survei: 79% WNI tak Setuju NKRI Diganti Menjadi Khilafah
 
Sementara itu, Wapres RI bersama istrinya, Mufidah Jusuf Kalla, hadir di masjid yang terletak di dalam kompleks Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT), Meguro, Tokyo dalam lawatannya ke Jepang. Keduanya didampingi Duta Besar RI untuk Jepang Arifin Tasrif, Kepala Sekretariat Kantor Wakil Presiden Mohammad Oemar, Utusan Khusus Presiden Bidang Investasi Jepang Rahmat Gobel, dan Juru Bicara Wapres Husein Abdullah.
 
Masjid Indonesia Tokyo memiliki dua lantai yang dibangun di dalam kompleks Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT) di Meguro, Tokyo. Pembangunan menelan biaya Rp22,6 miliar yang berasal dari donasi masyarakat Indonesia, termasuk Wapres Jusuf Kalla.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan