Jakarta: Presiden Joko Widodo berupaya memudahkan keluar masuknya investasi dan meningkatkan ekspor. Cara itu diambil untuk mendongkrak ekonomi Indonesia yang kini tingkat kepuasannya masih rendah.
"Ya investasi dan ekspor. Makanya presiden dengan berbagai cara, berpikir keras dengan para menteri bagaimana memudahkan investasi. Jangan kita menyulitkan investasi keluar negeri," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Kantor KSP, Jakarta, Selasa, 24 April 2018.
Baru-baru ini litbang Kompas merilis hasil survei terkait tingkat kepuasan masyarakat terhadap Presiden Joko Widodo. Hasilnya, hanya 42,1 persen yang puas terhadap ketersediaan dan harga barang kebutuhan pokok. Dalam persoalan lapangan kerja, hanya 39,8 persen yang memberikan apresiasi positif.
Untuk itu, ia meminta publik tidak menolak Peraturan Presiden Nomor 20 tahun tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing (Perpres TKA). Menurut dia, perpres ini juga menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Perpres ini, kata dia, mencegah adanya masyarakat yang diberhentikan dari pekerjaannya akibat perusahaan bangkut atau mengalami masalah. "Ya bisa dibayangkan ya ini perusahaan yang sedang berjalan karena sesuatu mesinnya mati harus memanggil konsultan atau tenaga ahli dari luar karena lamanya ngurus masuk ke Indonesia akhirnya mesin berhenti sekian lama. Itu kan berdampak luar biasa."
Baca: Pengamat: KSP Harus Aktif Tangkap Pesan Kunci Jokowi
Ia meminta perpres ini tidak disalahartikan. Ia menegaskan perpres ini dikeluarkan bukan untuk mempermudah orang asing atau etnis tertentu untuk mengambil lapangan pekerjaan di Tanah Air.
"Nah kemudahan-kemudahan ini sekali lagi jangan diartikan sempit. 'Oh memberikan kemudahan kepada etnis Tiongkok'. Enggak sama sekali," tegas dia.
Sementara itu, tingkat kepuasan kepada kinerja pemerintahan di empat bidang yakni politik dan keamanan (polkam), hukum, ekonomi, serta kesejahteraan sosial masih cukup tinggi sebesar 72,2 persen. Bahkan, angkat ini meningkat sebesar 9,1 persen dibandingkan setahun lalu.
Eks Panglima TNI itu optimistis tingkat kepuasan ini bakal terus bertahan. Apalagi, pemerintah terus bekerja keras memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
"Pemerintah mengusahakan itu walaupun perkembangan lingkungan-lingkungan strategis akan mempengaruhi seperti dollar. Pasti akan berpengaruh tapi pemerintah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa mengendalikan situasi," ujar dia.
Jakarta: Presiden Joko Widodo berupaya memudahkan keluar masuknya investasi dan meningkatkan ekspor. Cara itu diambil untuk mendongkrak ekonomi Indonesia yang kini tingkat kepuasannya masih rendah.
"Ya investasi dan ekspor. Makanya presiden dengan berbagai cara, berpikir keras dengan para menteri bagaimana memudahkan investasi. Jangan kita menyulitkan investasi keluar negeri," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Kantor KSP, Jakarta, Selasa, 24 April 2018.
Baru-baru ini litbang Kompas merilis hasil survei terkait tingkat kepuasan masyarakat terhadap Presiden Joko Widodo. Hasilnya, hanya 42,1 persen yang puas terhadap ketersediaan dan harga barang kebutuhan pokok. Dalam persoalan lapangan kerja, hanya 39,8 persen yang memberikan apresiasi positif.
Untuk itu, ia meminta publik tidak menolak Peraturan Presiden Nomor 20 tahun tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing (Perpres TKA). Menurut dia, perpres ini juga menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Perpres ini, kata dia, mencegah adanya masyarakat yang diberhentikan dari pekerjaannya akibat perusahaan bangkut atau mengalami masalah. "Ya bisa dibayangkan ya ini perusahaan yang sedang berjalan karena sesuatu mesinnya mati harus memanggil konsultan atau tenaga ahli dari luar karena lamanya ngurus masuk ke Indonesia akhirnya mesin berhenti sekian lama. Itu kan berdampak luar biasa."
Baca: Pengamat: KSP Harus Aktif Tangkap Pesan Kunci Jokowi
Ia meminta perpres ini tidak disalahartikan. Ia menegaskan perpres ini dikeluarkan bukan untuk mempermudah orang asing atau etnis tertentu untuk mengambil lapangan pekerjaan di Tanah Air.
"Nah kemudahan-kemudahan ini sekali lagi jangan diartikan sempit. 'Oh memberikan kemudahan kepada etnis Tiongkok'. Enggak sama sekali," tegas dia.
Sementara itu, tingkat kepuasan kepada kinerja pemerintahan di empat bidang yakni politik dan keamanan (polkam), hukum, ekonomi, serta kesejahteraan sosial masih cukup tinggi sebesar 72,2 persen. Bahkan, angkat ini meningkat sebesar 9,1 persen dibandingkan setahun lalu.
Eks Panglima TNI itu optimistis tingkat kepuasan ini bakal terus bertahan. Apalagi, pemerintah terus bekerja keras memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
"Pemerintah mengusahakan itu walaupun perkembangan lingkungan-lingkungan strategis akan mempengaruhi seperti dollar. Pasti akan berpengaruh tapi pemerintah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa mengendalikan situasi," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OGI)