Jakarta: Keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) didukung. Hal tersebut dinilai sebagai momentum strategis untuk memanfaatkan energi terbarukan.
"Momentum strategis ini harus dimanfaatkan untuk mengalihkan atau setidak-tidaknya membaurkannya dengan energi terbarukan, menuju pada secara total menggunakan energi baru dan terbarukan," ujar pengamat isu strategis Imron Cotan dikutip dari Antara, Minggu, 4 September 2022.
Menurut dia, sudah waktunya Indonesia beralih dari penggunaan minyak ke energi bersih yang ramah lingkungan. Apalagi, Indonesia memiliki sumber energi bersih seperti tenaga surya yang melimpah sepanjang tahun.
"Karena tenaga listrik, air, dan surya melimpah sepanjang tahun. Kita memanfaatkan momentum ini untuk mempersiapkan sumber daya manusia juga. Gas bumi kita juga praktis melimpah, namun selama ini tidak dimanfaatkan karena terbuai dengan subsidi," kata Imron.
Tak hanya soal ketersediaan energi bersih, Imron menyinggung target pengurangan emisi hingga 30 persen pada 2030. Sehingga perlu langkah strategis supaya target tersebut dapat tercapai.
Di sisi lain, dia menilai pengalihan menuju energi bersih dapat bersamaan dengan efisiensi APBN. Imron menyebut ada 20 persen dari anggaran negara yang terkunci karena subsidi, bahkan terus bertambah.
Menurut dia, langkah pemerintah mengalihkan subsidi untuk bantuan sosial sangat tepat. Sehingga, beban APBN tak terus bertambah mengikuti harga minyak dunia.
"Ini penajaman penggunaan subsidi, sehingga APBN kita tidak tertekan yang mana sekarang ada Rp502 triliun sudah disisihkan dan September ini akan habis. Kalau diteruskan di September, kita harus nambah lagi Rp198 triliun," terang Imron.
Dia mengajak seluruh pihak mengerti tujuan pemerintah menaikkan harga BBM, yakni menghadirkan keadilan di tengah masyarakat. Hal tersebut ditunjukkan dengan pemberian subsidi yang tak berbasis pada komoditas.
"Subsidi itu tidak lagi semata-mata pada komoditas, tapi kepada masyarakat yang membutuhkan. Maka, kita harusnya mengapresiasi daripada harus melawan kebijakan tersebut," kata dia.
Pemerintah menyesuaikan harga BBM subsidi pertalite menjadi Rp10 ribu per liter dari sebelumnya Rp7.650 per liter, biosolar menjadi Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter, dan pertamax Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.
Jakarta: Keputusan pemerintah menaikkan
harga bahan bakar minyak (BBM) didukung. Hal tersebut dinilai sebagai momentum strategis untuk memanfaatkan energi terbarukan.
"Momentum strategis ini harus dimanfaatkan untuk mengalihkan atau setidak-tidaknya membaurkannya dengan
energi terbarukan, menuju pada secara total menggunakan energi baru dan terbarukan," ujar pengamat isu strategis Imron Cotan dikutip dari
Antara, Minggu, 4 September 2022.
Menurut dia, sudah waktunya Indonesia beralih dari penggunaan minyak ke
energi bersih yang ramah lingkungan. Apalagi, Indonesia memiliki sumber energi bersih seperti tenaga surya yang melimpah sepanjang tahun.
"Karena tenaga listrik, air, dan surya melimpah sepanjang tahun. Kita memanfaatkan momentum ini untuk mempersiapkan sumber daya manusia juga. Gas bumi kita juga praktis melimpah, namun selama ini tidak dimanfaatkan karena terbuai dengan subsidi," kata Imron.
Tak hanya soal ketersediaan energi bersih, Imron menyinggung target pengurangan emisi hingga 30 persen pada 2030. Sehingga perlu langkah strategis supaya target tersebut dapat tercapai.
Di sisi lain, dia menilai pengalihan menuju energi bersih dapat bersamaan dengan efisiensi APBN. Imron menyebut ada 20 persen dari anggaran negara yang terkunci karena subsidi, bahkan terus bertambah.
Menurut dia, langkah pemerintah mengalihkan subsidi untuk bantuan sosial sangat tepat. Sehingga, beban APBN tak terus bertambah mengikuti harga minyak dunia.
"Ini penajaman penggunaan subsidi, sehingga APBN kita tidak tertekan yang mana sekarang ada Rp502 triliun sudah disisihkan dan September ini akan habis. Kalau diteruskan di September, kita harus nambah lagi Rp198 triliun," terang Imron.
Dia mengajak seluruh pihak mengerti tujuan pemerintah menaikkan harga BBM, yakni menghadirkan keadilan di tengah masyarakat. Hal tersebut ditunjukkan dengan pemberian subsidi yang tak berbasis pada komoditas.
"Subsidi itu tidak lagi semata-mata pada komoditas, tapi kepada masyarakat yang membutuhkan. Maka, kita harusnya mengapresiasi daripada harus melawan kebijakan tersebut," kata dia.
Pemerintah menyesuaikan harga BBM subsidi pertalite menjadi Rp10 ribu per liter dari sebelumnya Rp7.650 per liter, biosolar menjadi Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter, dan pertamax Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)