medcom.id, Jakarta: Partai Gerindra dan Partai Demokrat tengah 'mesra-mesranya'. Hal tersebut setelah Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bertemu.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, UU Pemilu yang baru saja disahkan DPR memang menjadi latar belakang pertemuan.
"UU Pemilu Pak SBY dan Pak Prabowo sama sikapnya, bahwa ini sudah menjadi satu masalah akal sehat," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 31 Juli 2017.
Baca: Mahfud MD Nilai Pertemuan SBY dan Prabowo tak Punya Efek Politik
Poin yang menjadi pembahasan pertemuan tersebut yakni soal ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold 20-25 persen. Berangkat dari isu tersebut, kedua partai pun membuka peluang kerja sama. Apalagi, kata dia, Gerindra juga sudah menjalin kerja sama dengan partai-partai lain seperti PKS dan PAN.
Ia menegaskan, jika aturan ambang batas tersebut dibatalkan, kerja sama antara Gerindra dan Demokrat tidak akan berhenti. Sebab, menurutnya, hal tersebut bukan masalah utama.
"Ini persoalan kalau ada yang mengatakan ambang batas dulu tidak diprotes. Ini tidak nyambung poinnya," tegas dia.
Baca: SBY-Prabowo Sepakat Kerja Sama Tanpa Koalisi
Menurut Wakil Ketua DPR itu, ambang batas dulu tidak diperdebatkan, lantaran sistem pelaksanaan pemilu di dua periode sebelumnya. Pemilu 2009 dan 2014 tidak serentak seperti 2019 mendatang. Hal ini yang ditentang oleh Gerindra dan Demokrat.
Oleh karena itu, komunikasi politik antara kedua partai itu dipastikan bakal terus terjalin. Kendati begitu, kerja sama tersebut tidak harus diartikan sebagai sebuah pembentukan koalisi. "Karena kita tahu, koalisi kalau cepat tidak bagus. Terlalu lama belum tentu efektif, apalagi koalisi kadang cair," ujarnya.
Menurutnya, lebih bagus jika ada kerja sama strategis dan bersifat taktis. Hal tersebut telah dibicarakan dalam pertemuan SBY dan Prabowo. "Intinya, kita ingin memperkuat dukungan politik dari masyarakat terhadap hal yang bisa dikerjasamakan ke depan," lanjut Wakil Ketua DPR itu.
Ia menambahkan, pertemuan yang digelar Kamis, 27 Juli 2017 itu juga membicarakan soal sikap PAN, meski tidak dibahas secara spesifik. Namun, Fadli menegaskan, Gerindra dalam waktu dekat juga akan bersilaturahmi dengan PKS dan PAN, atau partai-partai lainnya.
medcom.id, Jakarta: Partai Gerindra dan Partai Demokrat tengah 'mesra-mesranya'. Hal tersebut setelah Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bertemu.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, UU Pemilu yang baru saja disahkan DPR memang menjadi latar belakang pertemuan.
"UU Pemilu Pak SBY dan Pak Prabowo sama sikapnya, bahwa ini sudah menjadi satu masalah akal sehat," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 31 Juli 2017.
Baca: Mahfud MD Nilai Pertemuan SBY dan Prabowo tak Punya Efek Politik
Poin yang menjadi pembahasan pertemuan tersebut yakni soal ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold 20-25 persen. Berangkat dari isu tersebut, kedua partai pun membuka peluang kerja sama. Apalagi, kata dia, Gerindra juga sudah menjalin kerja sama dengan partai-partai lain seperti PKS dan PAN.
Ia menegaskan, jika aturan ambang batas tersebut dibatalkan, kerja sama antara Gerindra dan Demokrat tidak akan berhenti. Sebab, menurutnya, hal tersebut bukan masalah utama.
"Ini persoalan kalau ada yang mengatakan ambang batas dulu tidak diprotes. Ini tidak nyambung poinnya," tegas dia.
Baca: SBY-Prabowo Sepakat Kerja Sama Tanpa Koalisi
Menurut Wakil Ketua DPR itu, ambang batas dulu tidak diperdebatkan, lantaran sistem pelaksanaan pemilu di dua periode sebelumnya. Pemilu 2009 dan 2014 tidak serentak seperti 2019 mendatang. Hal ini yang ditentang oleh Gerindra dan Demokrat.
Oleh karena itu, komunikasi politik antara kedua partai itu dipastikan bakal terus terjalin. Kendati begitu, kerja sama tersebut tidak harus diartikan sebagai sebuah pembentukan koalisi. "Karena kita tahu, koalisi kalau cepat tidak bagus. Terlalu lama belum tentu efektif, apalagi koalisi kadang cair," ujarnya.
Menurutnya, lebih bagus jika ada kerja sama strategis dan bersifat taktis. Hal tersebut telah dibicarakan dalam pertemuan SBY dan Prabowo. "Intinya, kita ingin memperkuat dukungan politik dari masyarakat terhadap hal yang bisa dikerjasamakan ke depan," lanjut Wakil Ketua DPR itu.
Ia menambahkan, pertemuan yang digelar Kamis, 27 Juli 2017 itu juga membicarakan soal sikap PAN, meski tidak dibahas secara spesifik. Namun, Fadli menegaskan, Gerindra dalam waktu dekat juga akan bersilaturahmi dengan PKS dan PAN, atau partai-partai lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)